KALAMANTHANA, Sampit, Kalteng – Pasokan listrik di Kalimantan Tengah baru bisa normal pada September 2016. Hal itu disampaikan Koordinator Presidium Peduli Kotim Suhartono Firdaus dihubungi dari Sampit, Rabu,
“Masyarakat Kalimantan Tengah, harus bersabar jika pemadaman listrik bergilir berlanjut karena pasokan energi listrik dari pembangkit di Kalimantan Selatan diperkirakan baru akan normal pada September 2016,” ujarnya.
Lanjutnya, manajemen perusahaan listrik negara (PLN) menyampaikan, April sampai awal Juli nanti ada pemadaman. Juli sampai September nanti kemungkinan juga akan terjadi pemadaman. Diperkirakan September dan seterusnya listrik akan normal, karena saat itu pemeliharaan pembangkit selesai dan penambahan pembangkit tenaga listrik juga sudah selesai.
Kemudian, Rabu pagi, perwakilan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bertemu jajaran manajemen PT PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru. Sebelum rombongan yang berasal dari berbagai elemen masyarakat tergabung dalam Presidium Peduli Kotim ini berangkat difasilitasi pemerintah daerah dan didampingi sejumlah anggota DPRD Kotim.
Pertemuan ini merupakan lanjutan dari dua aksi damai yang dilakukan Presidium Peduli Kotim di Sampit. Dalam aksi terakhir di DPRD, pemerintah daerah dan PT PLN Rayon Sampit sepakat memfasilitasi dan mendampingi mereka bertemu jajaran manajemen PT PLN di Banjarbaru untuk menyampaikan aspirasi terkait krisis listrik yang masih terjadi di Kalimantan Tengah, khususnya di Kotawaringin Timur.
Dalam pertemuan itu, kata Suhartono, pihak PLN menjelaskan bahwa pemadaman listrik bergilir yang sudah terjadi cukup lama ini dikarenakan berkurangnya daya akibat pemeliharaan empat mesin pembangkit. Saat ini masih ada dua pembangkit yang dalam masa pemeliharaan sehingga pasokan daya ke jaringan interkoneksi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, belum normal.
PLN juga menginformasikan bahwa saat ini sedang dilakukan penambahan pembangkit untuk menambah pasokan daya. Namun pembangkit ini diperkirakan baru bisa mulai operasional pada September mendatang. Jika pembangkit ini beroperasi, diharapkan cadangan daya listrik di dua provinsi ini mencukupi.
Suhartono atau akrab disapa Joko, sempat menyinggung soal mandegnya pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Bagendang Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kotim. Menjawab itu, pihak PLN menyatakan masalah ini masih dalam pembahasan dan diperkirakan baru kembali dilanjutkan pembangunannya pada 2018 nanti.
“Langkah presidium untuk memperjuangkan listrik, tidak sampai di sini. Kita akan mengawal masalah ini. Kita juga berencana membuat lembaga advokasi khusus terkait masalah listrik. Pemadaman listrik selama ini kan banyak merugikan masyarakat, mulai dari kerusakan peralatan elektronik serta kerugian lainnya,” ucap Joko.
Masyarakat sangat berharap PLN bersama pemerintah daerah bisa segera mengatasi krisis listrik di daerah ini. Terganggunya pasokan listrik terbukti turut mengganggu berbagai aktivitas masyarakat.
Discussion about this post