KALAMANTHANA, Palangka Raya – Selama 10 tahun hidup dalam kerangkeng pasungan, Aspianur akhirnya terbebas. Pemuda yang terganggu kesehatan jiwanya saat mengikuti Ujian Nasional (UN) SMAN 4 Palangka Raya itu diselamatkan Dinas Sosial Kalimantan Tengah.
Aspianur, warga Jalan Ranying Suring Raya, Kota Palangka Raya itu, terpaksa dipasung ibu kandungnya sendiri selama 10 tahun terakhir. Sebab, dia mengalami gangguan mental.
Pemasungan dilakukan karena ibunya tak ingin Aspianur kabur. Minimnya pengetahuan mengenai pengobatan bagi orang pengidap penyakit mental membuat sang ibu tak punya pilihan lain.
“Saya datang langsung ke rumah pemuda itu untuk melihat sendiri kondisinya dan turut mengantarkannya ke RSJ Kalawa Atei. Kedatangan kami ini karena ada laporan dari warga setempat terkait adanya pemuda yang mengidap gangguan mental dan kerap kali mengamuk,” ujar Kepala Dinas Sosial Kalteng, Guntur Talajan di Palangka Raya, Jumat (29/4/2016).
Pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi ini mengatakan, pemuda yang mengidap penyakit mental tersebut pernah diobati, tapi tidak sembuh, sehingga dirawat di rumah saja dan sudah tidak memiliki dana untuk merawatnya.
Guntur mengatakan, ibu pemuda tersebut bernama Sarinah dan sehari-hari berjualan aneka makanan dan minuman. Menurut penuturan ibunya, pemuda tersebut mulai kehilangan kesehatannya saat mengikuti Ujian Nasional ketika masih duduk di bangku SMA.
“Saat itu menurutnya Nur berubah menjadi pendiam dan sering melamun sehingga UN-pun tak bisa dilewatinya dengan baik. Akibatnya ijazah SMA dari SMAN 4 Palangka Raya tempatnya menuntut ilmu pun tak mampu diraih,” kata dia.
Di mengatakan, seminggu yang lalu mendapat laporan dan langsung memerintahkan stafnya menelusuri laporan tersebut dan hari ini diajak Dinsos Kota untuk membawa pasien ini ke Kalawa Atei.
“Untuk Kabupaten/Kota yang lain juga saya harapkan kalau ada yang seperti ini harus bergerak cepat, bawa ke Puskesmas, bawa ke Kalawa Atei, jangan lambat kerjanya,” ujar Guntur. (ant/ik)
Discussion about this post