KALAMANTHANA, Samarinda – Mulai 1 Juni 2016, jangan lagi coba-coba mencari lokalisasi prostitusi di wilayah Kalimantan Timur. Sejak hari itu, Kaltim bebas tempat maksiat massal itu.
Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak sudah memutuskan menutup seluruh lokalisasi di daerahnya terhitung 1 Juni mendatang. Keputusan itu dia ambil seusai rapat koordinasi dengan jajaran pemerintah kabupaten/kota, FKPD, TNI/Polri, dan ormas. Dengan begitu, usia lokalisasi di Kaltim kini tinggal menghitung hari, yakni 21 hari saja.
“Tidak sampai 2018, kami sudah sepakat penutupan lokalisasi akan dilakukan secara serentak pada 1 Juni mendatang,” kata Gubernur Awang Faroek Ishak di Samarinda, Selasa (10/5/2016).
Menurut data Pemprov Kaltim, saat ini terdapat 21 lokalisasi prostitusi yang tersebar di berbagai daerah dengan jumlah PSK sebanyak 1.007 orang.
Beberapa lokalisasi prostitusi di Kaltim, antara lain Bandang Raya Solong dan Bayur di Samarinda, Manggar (Balikpapan), Tenda Biru (Kutai Timur), Jaras, Muara Barong, Jabuk, Kajuq, Lotaq, dan Muara Tae di Kutai Barat.
Selain lokalisasi, pemerintah juga akan menutup lokasi-lokasi yang selama ini juga dijadikan tempat prostitusi. Setidaknya terdata 16 lokasi yang dijadikan ajang prostitusi dengan lebih kurang 308 PSK.
“Penutupan lokalisasi ini sangat tepat dengan memanfaatkan momentum datangnya bulan Ramadhan,” kata Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekkota Samarinda, Ridwan Tassa.
Setelah penutupan ini, begitu Gubernur Awang Faroek, kepada daerah di wilayah Kotim diwanti-wanti untuk tidak lagi memberikan izin lokalisasi.
“Saya juga ingin menegaskan agar para bupati dan wali kota tidak lagi memberikan izin pendirian lokalisasi di daerahnya. Lokalisasi tidak boleh ada lagi dalam rencana tata ruang kita,” kata Gubernur. (ant/akm)
Discussion about this post