SETELAH Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air mendarati Bandara Silangit, Danau Toba, kini giliran Wings Air yang landing setiap hari di bandara dengan ketinggian 1.400 meter dpl itu. Wing yang satu group dengan Lion dan Batik Air itu menjadi feeder dari Bandara Kuala Namu Medan ke Silangit. Selama ini feeder itu hanya dilayani Susi Air.
Dengan penambahan rute Kuala Namu-Silangit ini, pariwisata Danau Toba semakin terbuka. “Mulai 27 Mei 2016 terbang setiap hari selama tujuh hari seminggu, pukul 07.50-08.40 WIB, balik lagi ke Kuala Namu 09.05-09.55 WIB. Akses Danau Toba semakin kuat dan itu mempercepat pengembangan destinasi Toba,” papar Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Toba terus kejar mengejar untuk menjadikan kawasan ini sebagai “Bali Baru” dari 10 top destinasi yang sudah diputuskan Presiden Jokowi. Angkasa Pura II ditugasi untuk memperpanjang landasan pesawat terbangnya sampai 2.650 meter karena sering ada kabut dan awan di ketinggian itu. Juga memperlebar appron dari eksisting 30 meter, menjadi 45 meter.
Kemen PU PR juga ditugasi untuk membangun infrastruktur jalan dari Silangit ke Toba, yang saat ini jalannya masih kecil, berliku dan naik turun. Menteri BUMN Rini Soemarno menggelar rapat koordinasi dan sinergi BUMN untuk mensupport pariwisata di Parapat, Danau Toba. Menteri Rini berharap sinergitas dengan tujuh bupati d ikawasan Danau Toba berlangsung baik.
Khusus untuk danau Toba, Menteri BUMN menginstruksikan kepada seluruh PTPN agar membangun seluruh mess menjadi hotel berstandar internasional. PT Hotel Indonesia Natour juga diinstruksikan membangun hotel bertaraf intermasional, Patrajasa juga, dan kepada Garuda Indonesia juga diminta untuk menambah rute penerbangan langsung Singapura ke Kuala Namu dan negara negara lainnya.
Lebih lanjut, Menteri BUMN juga akan melanjutkan pembangunan Monumen Bung Karno di Parapat, agar menambah daya tarik wisata sejarah wisnus datang Ke Danau Toba.
Lagi-lagi Menpar Arief Yahya mengucapkan terima kasih pada Menteri BUMN yang serius mensupport kepariwisataan. “Ada tiga hal krusial di pariwisata. Pertama akses, kedua atraksi, dan ketiga amenitas. Di ketiganya, BUMN bisa support dengan baik untuk Indonesia Incorporated,” jelas Arief Yahya.
Presiden Jokowi memberikan arahan pada sidang awal kabinet pada tahun 2016 untuk memastikan kemajuan di lapangan pada 10 Destinasi Wisata Nasional. Termasuk pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba-Super Volcano Geopark yang merupakan salah satu dari 10 destinasi selain Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo-Tengger-Semeru Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.
Badan Otorita akan melakukan terobosan deregulasi kebijakan dan koordinasi pembenahan infrastruktur. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) juga menjadi penting untuk mempercepat pembangunan di Destinasi Pariwisata Danau Toba. Badan Otorita memiliki wewenang otoritatif dan juga koordinatif. Wewenang otoritatif artinya melakukan pengelolaan kawasan di Destinasi Pariwisata Danau Toba seluas lebih kurang 500 Ha. Terkait wewenang koordinatif, Badan Otorita akan melakukan koordinasi percepatan pembangunan di dalam area seluas lebih kurang 300.000 Ha di dalam wilayah Daerah Pariwisata Nasional (DPN) Danau Toba. Badan Otorita juga akan mendorong provinsi serta kabupaten untuk mengembangkan eco-tourism pada situs-situs geo-sites yang ada disekitar.
Data kunjungan wisatawan ke Danau Toba dalam 5 tahun terakhir menunjukan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2011 dan 2012 cukup tinggi, masing-masing mencapai 15.000 kunjungan, tetapi kemudian turun menjadi 11.000 kunjungan di tahun 2013. Total angka kunjungan di tahun 2014, termasuk wisatawan mancanegara dan nusantara, hanya 180.000 kunjungan. Program percepatan pembangunan Destinasi Pariwisata Danau Toba menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 1.000.000 kunjungan pada tahun 2019. Peningkatan ini akan dicapai melalui peningkatan aksesibilitas dan atraksi. (*)
Discussion about this post