GONG perhelatan Sail Selat Karimata 2016 sebentar lagi bakal ditabuh. Ada empat provinsi di Indonesia yang dipastikan ikut meramaian aktivitas berbasis wisata bahari yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus dan Oktober 2016 itu.
Berlayar dengan kapal-kapal wisata internasional ini juga didukung oleh tiga kementerian sekaligus. Yakni, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Menteri Pariwisata dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Kali ini harus wah evennya, karena ini kedelapan kali sejak 2009. Semakin lama, tentu diharapkan semakin bagus dari segi kualitas, perencanaan, dampak dan manfaatnya. Harus ada perubahan,” tegas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli saat peluncuran.
Dalam jumpa persnya, peluncuran itu ditandai dengan tabuhan rebana dan dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Suseno Sukoyono, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi serta sejumlah pimpinan kepala daerah pelaksana kegiatan sail.
“Kami juga ingin sebelum dan sesudah kegiatan ini daerah bisa menarik manfaat dari percepatan infrastruktur yang terjadi,” ujar Rizal tegas lagi. Seperti diketahui, daerah yang menjadi lokasi kegiatan yakni empat provinsi, Kalimantan Barat, Jambi, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.
”Selain itu acaranya harus ditata bagus, sendratari, musik, harus greget dan kolosal. Makanya presiden minta agar koreografer, kurator, desainer, penata musik harus yang terbaik. Kenapa harus apik dan menarik ? Karena ini lantaran mewakili empat budaya, yakni Melayu, China, Dayak dan Bali,” tambahnya lagi.
Sekadar informasi, Sail Selat Karimata 2016 memasuki tahun ke delapan sejak digelar 2009 lalu. Rangkaian acara Sail Selat Karimata mempunyai agenda empat kegiatan utama. Pertama, seminar nasional tentang kemaritiman di Jambi pada 25 Agustus 2016. Kedua, puncak acara di Kabupaten Kayong Utara, Kalbar pada 15 Oktober. Ketiga, Festival Belitung pada 22 Oktober 2016 dan keempat Festival Bahari Kepri pada 28 Oktober 2016.
Menpar Arief Yahya mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi, kegiatan Sail Selat Karimata 2016 harus memiliki nilai ekonomi. “Kalau mengadakan acara begini, harus ada kesetaraan antara nilai lingkungan, komunitas dan ekonominya. Juga perlu diingat karena sasarannya internasional, maka standarnya pun setidaknya harus internasional,” katanya.
Mantan Direktur PT Telkom yang ahli marketing itu menargetkan rangkaian acara Sail Selat Karimata 2016 dapat dikunjungi tak kurang dari 15.000 wisatawan, terdiri atas 5.000 wisatawan mancanegara dan 10.000 wisatawan dalam negeri. “Dari wisman bisa hasilkan 5 juta dolar Amerika Serikat sampai 6 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp65 miliar. Wisnus itu bisa hasilkan Rp10 miliar. Jadi total dampak langsungnya Rp75 miliar,” ujar pria asal Banyuwangi itu.
Nilai sebesar itu tidak mungkin diraih dengan cara biasa. Harus ada strategi promosi yang bagus. Baik menyangkut branding, advertising maupun selling. Harus menggunakan media yang tepat sasaran. “Jadi cultural value-nya ada, commercial value juga dapat,” ucapnya.
Selain nilai ekonomi tersebut, sektor pariwisata bisa mendapatkan potensi manfaat berupa wisatawan yang datang berulang seperti dari Singapura dan Malaysia. “Secara statistik, turis perbatasan dari Malaysia dan Singapura itu 60 persennya akan datang lagi,” ujarnya.
Namun, lanjut Arief, hal utama dari kegiatan olahraga wisata seperti festival layar adalah dampak pemberitaan yang nilainya bisa jauh melebihi dampak langsungnya. “Contohnya MotoGP kalau terjadi di Indonesia, dampak langsungnya sekitar Rp1 triliun, tapi nilai keseluruhan bisa sampai Rp3 triliun. Untuk Sail Karimata yang dampak langsungnya Rp75 miliar, ini sudah lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk gelaran puncak yang tidak sampai Rp10 miliar,” ungkap Arief.
Asal tahu saja, pada perhelatan ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menjadi Ketua Panitia Pelaksana Tingkat Pusat meminta seluruh pihak yang terlibat untuk segera melakukan rencana aksi untuk menyukseskan kegiatan itu. Kemenko Kemaritiman menjadi Ketua Panitia Pengarah Sail Karimata 2016, sementara Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menjadi Ketua Panitia Pelaksana tingkat pusat. (*)
Discussion about this post