KALAMANTHANA, Penajam – Para petani dan peternak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kini bisa kian fokus mengembangkan usaha. Risiko kegagalan boleh mulai dilupakan mengingat mereka mendapatkan asuransi dari pemerintah.
“Asuransi pertanian dan peternakan itu sangat penting untuk menekan risiko jika terjadi gagal panen atau kematian ternak,” Kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Penajam Paser Utara, Joko Dwi Fetrianto di Penajam, Senin (13/6/2016).
Skema yang diterapkan pada asuransi usaha tani padi dan ternak adalah 20 persen premi dibayar petani dan 80 persen disubsidi pemerintah.
Joko mengimbau petani dan peternak untuk mengasuransikan tanaman padi dan hewan ternaknya, karena pemerintah telah mengalokasikan pembiayaan dari APBN untuk menanggung 80 persen pembayaran preminya.
“Pada tahun ini (2016) asuransi itu mulai diberlakukan dan semantara disosialisasikan kepada petani dan peternak,” ujarnya.
“Program asuransi itu meringankan beban, karena petani akan mendapatkan ganti rugi Rp6 juta per hektare jika mengalami gagal panen dan peternak dapat ganti rugi Rp10 juta per ekor untuk sapi yang mati,” papar Joko.
Ia menjelaskan, pembayaran premi asuransi pertanian sebesar Rp80.000 per orang untuk satu hektare lahan pertanian, namun melalui APBN, petani hanya dikenakan premi asuransi Rp36.000.
Sedangkan asuransi peternakan khususnya sapi, premi asuransi sekitar 20 persen dari harga perkiraan sapi lokal berkisar Rp10 juta per ekor, dan 80 persen premi asuransi dibayarkan pemerintah pusat melalui APBN.
“Luas lahan pertanian yang akan diasuransikan mencapai 2.800 hektare dan hewan ternak sapi sekitar 700 ekor,” ucap Joko Dwi Fetrianto.
Ia menambahkan program asuransi itu sesuai Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, serta Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Peternak. (ant/rio)
Discussion about this post