KALAMANTHANA, Penajam – Ini hasil penelusuran wartawan di Penajam Paser Utara. Kuat dugaan, warung remang-remang penyedia jasa wanita penghibur itu ada benarnya.
Penelusuran itu menunjukkan, warung remang-remang yang mayoritas pelayannya wanita itu menyediakan menu minuman kopi dan makanan ringan. Selain menjadi pelayan, sebagian besar pekerja warung yang berasal luar daerah itu juga terkadang menemani dan melayani pengunjung. Tarif standarnya Rp150 ribu hingga Rp200 ribu.
Tarif standar? Jika ada yang standar, tentu ada yang istimewa. “Kalau pengunjung datangnya jam 12 malam tarifnya Rp600 ribu karena saya yang bayar sewa kamarnya. Kalau lagi ramai, saya bisa mendapatkan Rp5 juta dalam sebulan,” ujar salah satu pelayan warung yang mengaku bernama Yanti (25).
Keberadaan warung remang-remang di Kelurahan Pamaluan, Kecamatan Sepaku yang diduga menjadi tempat prostitusi terselubung itu meresahkan warga setempat. Apalagi, tetap ada yang nekat menjalankan operasinya di tengah umat Islam menjalankan ibadah puasa.
“Kami segera lakukan razia dalam pekan ini, sasarannya pengelola dan pengunjung terkait administrasi kependudukan. Kami tidak ingin tempat prostitusi terus menjamur, apalagi sejak awal Juni lalu sudah ada keputusan dari Pemprov Kaltim untuk menutup seluruh lokalisasi dan lokasi prostitusi,” kata Camat Sepaku, Rizman Abdul, saat dihubungi di Penajam, Rabu (15/6/2016).
Sejak 1 Juni 2016, Pemprov Kaltim bersama Kementerian Sosial telah menutup serentak seluruh lokalisasi dan tempat prostitusi yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di daerah setempat.
Akan tetapi, kebijakan penutupan tersebut belum berjalan maksimal, karena disinyalir masih ada sebagian lokalisasi dan lokasi prostitusi yang beroperasi dengan cara sembunyi-sembunyi. (ant/rio)
Discussion about this post