KALAMANTHANA, Samarinda – Dian Megawati, istri Ismail, salah satu kru tugboat Charles yang dilaporkan disandera kelompok Abu Sayyaf, mengungkap kabar menakutkan. Penyandera minta tebusan besar. Jika tidak dipenuhi, para sandera bakal dipenggal.
Kepada wartawan di Samarinda, Rabu (22/6/2016) petang, Dian mengungkapkan penyandera meminta uang tebusan kepada pihak perusahaan pemilik kapal tunda itu sebesar 200 juta Ringgit Malaysia atau setara Rp6,5 miliar. “Jika tidak, penyandera akan memenggal para sandera tersebut,” tambahnya.
Dian bersama sejumlah istri kru dan ABK tugboat Charles sudah menghubungi manajemen PT Rusianto Bersaudara terkait nasib para sandera tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan kondisi pasti suaminya bersama enam kru kapal lainnya.
“Kami masih terus menunggu kabar. Terakhir suami saya menelepon sekitar pukul 14.30 Wita dan orang yang mengaku sebagai penyandera sempat berbicara dalam bahasa Tagalog yang mengancam akan memenggal kru tugboat Charles jika pihak perusahaan tidak mau membayar tebusan,” ujarnya.
“Kebetulan, salah seorang istri ABK merupakan orang Filipina sehingga dia yang sempat berbicara dengan penyandera menggunakan bahasa Tagalog. Penyandera mengancam akan memenggal sandera jika pihak perusahaan tidak mau membayar tebusan. Kami langsung syok dan berharap ada kepastian terkait nasib suami saya,” tutur Dian.
Sebanyak tujuh warga negara Indonesia asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang merupakan kru kapal tunda atau “tugboat” Charles dilaporkan disandera kelompok Abu Sayyaf saat melintasi perairan Filipina.
“Tadi pagi sekitar pukul 11.30 Wita, saya dihubungi suami saya menggunakan nomor telepon penyandera. Dia mengatakan disandera bersama enam kru tugboat lainnya dan saya diminta menghubungi pihak perusahaan dan kepolisian,” ujar Dian Megawati saat ditemui di kediamannya di mess milik PT Rusianto Bersaudara, di Sungai Lais, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda. (ant/rio)