KALAMANTHANA, Banjarmasin – Sejak terungkapnya kasus dugaan ijazah palsu, dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, MRK, jadi sosok misterius. Nomor kontak teleponnya juga tidak aktif.
Rektor ULM Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Prof Dr Sutarto Hadi, meminta MRK legowo dan segera tampil ke permukaan. Dia diminta mengklarifikasi masalah dugaan pemalsuan ijazah S2-nya di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM).
“Kita harapkan segeralah mengklarifikasi. Berjiwa besarlah mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi supaya tidak menimbulkan polemik yang terlalu jauh lagi,” ujarnya di Banjarmasin, Selasa.
Hingga saat ini, pihak universitas masih belum menerima klarifikasi resmi dari dosen tersebut. Bahkan saat ditelepon, nomor kontaknya juga tidak aktif. Sutarto tetap memastikan akan langsung memproses hasil temuan dari tim investigasi yang ditunjuknya tersebut.
“Data dan hasil yang mereka beberkan ini menyebutkan bahwa MRK memang tidak menyelesaikan studinya secara utuh dan sebenarnya tidak menerima izajah S2 dari UKM. Nah data tersebut akan kita tindaklanjuti dan serahkan ke Menristek Dikti maupun Universitas Brawijaya yang menerbitkan gelar doktornya,” jelasnya.
Apa yang terjadi ini, menurut Sutarto, adalah pelajaran bagi kampusnya. Dia tak ingin kasus yang menimpa MRK ini terulang kembali.
“Ya ini pelajaranlah bagi kami di ULM, agar lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan terhadap ijazah dosen yang pernah menempuh pendidikan di luar negeri,” ujarnya.
Ijazah S2 palsu yang digunakan dosen MRK diketahui setelah tim investigasi bentukan ULM melakukan klarifikasi ke Universitas Kebangsaan Malaysia. Tim tersebut beranggotakan Dekan Fakultas Hukum DR Mochamad Effendie, DR Ichsan Anwari, dan Prof DR Hadin Muhjad.
Dari investigasi itu diketahui bahwa MRK tidaklah menyelesaikan kuliahnya di UKM. Dia bahkan tak mendaftar kembali ketika memasuki semester kedua.
“Secara logika, jika seseorang tidak menamatkan bangku kuliah atau jika drop out (DO), tentu tidak akan mendapatkan ijazah,” ujar Effendie.
Effendie tidak menampik jika pihaknya merasa sedih akan kenyataan ini. Sebab, beber Effendie, dirinya tidak menampik jika yang bersangkutan memiliki kemampuan akademik.
Kendati demikian, mantan anggota KPUD Kalsel itu mengatakan dalam waktu dekat ini pihaknya akan segera melakukan rapat internal. “Hasil dari rapat interal tersebut tentu akan kami sampaikan kepada Rektor ULM, Sutarto Hadi,” imbuhnya. (ant/.rio)
Discussion about this post