KALAMANTHANA, Pontianak – Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, telah melakukan penambahan personel polisi yang bertugas atau berjaga di kawasan perbatasan Kalbar (Indonesia) – Sarawak, Malaysia dalam mencegah masuknya jaringan ISIS dan terorisme di Kalbar.
“Kami sudah memperkuat pengamanan wilayah perbatasan dalam mencegah masuknya ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dan terorisme ke Kalbar dan Indonesia umumnya,” kata Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Musyafak di Pontianak, Selasa (26/7/2016).
Ia menjelaskan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Kodam XII Tanjungpura, Lantamal XII Pontianak dan Lanud Supadio Pontianak, sehingga semua lini sudah diperkuat pengamanannya.
“Pihak Kodam XII Tanjungpura juga telah mengirim personel khususnya yang dilengkapi dengan berbagai peralatan dalam mencegah masuknya ISIS, terorisme dan barang-barang ilegal dari luar ke Kalbar,” ungkapnya.
Dalam beberapa kesempatan Kapolda Kalbar juga menyarankan kepada Bea dan Cukai agar menempatkan anjing pelacak dalam mencegah masuknya narkoba melalui border yang ada di lima kabupaten di Provinsi Kalbar.
“Keberadaan anjing pelacak sangat penting, apalagi pada border yang belum dilengkapi peralatan dalam mendeteksi masuknya narkoba dan barang-barang seludupan lainnya,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Kalbar menyatakan, dirinya sudah memerintahkan semua kapolres yang berada di perbatasan, yakni ada lima polres, yaitu Polres Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu agar menjaga ketat pintu perbatasan dalam menekan seminimal mungkin masuknya narkoba dan barang seludupan lainnya, hingga masuknya jaringan ISIS dan terorisme ke Kalbar.
Wilayah Kalbar, memiliki lima kabupaten perbatasan dengan Sarawak, Malaysia, yakni Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu, yang meliputi 14 kecamatan, 98 desa, 52 jalan tikus dan 55 desa yang berbatasan langsung dengan 22 kampung di Malaysia. (ant/rio)
Discussion about this post