KALAMANTHANA, Palangka Raya – Ini pernyataan Badan Pusat Stastistik. Isinya jadi pukulan telak bagi DPRD dan partai politik di Kalimantan Tengah. Sebab, mereka dinilai lemah dalam indeks demokrasi Indonesia.
Begitulah catatan BPS terhadap peran DPRD dan partai politik di Kalimantan Tengah tahun 2015. Kelemahan itu terlihat dari tidak adanya peraturan daerah (Perda) inisiatif yang diajukan DPRD Provinsi Kalteng dan kegiaran kaderisasi yang dilakukan parpol sepanjang tahun lalu itu.
“Temuan ini berdasarkan pengamatan di salah satu media, pengumpulan data, maupun pengakuan langsung pihak-pihak terkait, khususnya pengurus parpol saat diadakan fokus group diskusi (FGD),” ujar Kabid Stastistik BPD Kalteng, Syafii Nur di Palangka Raya, Rabu (3/8/2016).
BPS menghitung kinerja IDI di Kalteng menggunakan variabel atau pendekatan di 11 garis besar, yakni kebebasan berkumpul dan berserikat, berpendapat, berkeyakinan, bebas dari diskriminasi, hak memilih dan dipilih, partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan, pemilu yang bebas dan adil, peran DPRD, peran parpol, peran birokrasi pemerintah daerah dan peran peradilan yang independen.
“Pendekatan ini kemudian dijabarkan lagi ke dalam 28 poin, beberapa di antaranya perda yang berasal dari hak inisiatif di angka 0,00, kegiatan kaderiasi yang dilakukan parpol peserta pemilu di angka 0,00, dan lainnya,” kata Syafii.
Berdasarkan data BPS, perkembangan IDI di provinsi berjulukan Bumi Tambun Bungai ini, pada tahun 2015 sebesar 73,46 dalam skala 0 sampai 100. Angka ini turun 5,54 point dibandingkan IDI tahun 2014 yang mencapai 79 persen.
Kabid di BPS Kalteng itu mengatakan, walau mengalami penurunan, capaian kinerja demokrasi Kalteng masih berada di kategori sedang. Capaian IDI dari tahun 2009 hingga 2015 di provinsi nomor dua terluas di Indonesia ini juga mengalami fluktuasi.
“IDI Kalteng tahun 2009 berada di angka 77,63, tahun 2010 turun menjadi 71,10, tahun 2011 naik jadi 76,28, tahun 2012 kembali turun ke angka 65,78, tahun 2013 turun lagi ke 64,15, tahun 2014 kembali naik ke angka 79 dan tahun 2015 turun ke angka 73,46,” demikian Syafii. (ant/rio)
Discussion about this post