KALAMANTHANA, Pontianak – Salah seorang pengikut Dimas Kanjeng asal Kalimantan Barat, Waris, ternyata sudah meninggal dunia. Warga Gang Gustri Khaidir II, Kecamatan Sei Pinyuh, Kabupaten Mempawah itu, dimakamkan di Brebes, Jawa Tengah.
Kabar meninggalnya Waris didapat Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Suhadi SW, dari Hartono alias Tono. Tono, seperti Waris, juga tinggal di Gang Gustri Khaidir, Sei Pinyuh, hanya berbeda gang saja. Waris meninggal karena komplikasi penyakit asma dan diabetes melitus alias kencing manis.
“Almarhum satu rombongan dengannya (Tono). Rombongan lain sebanyak dua orang sudah kembali ke Sei Pinyuh, masing-masing Junaidi Ibrahim (46) dan Abu Bakar (42),” ujar Suhadi.
Hartono sendiri saat ini masih berada di Padepokan Dimas Kanjeng pimpinan Taat Pribadi itu di Desa Wangkalm, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Selain dirinya, ada satu keluarga lain asal Kalbar yang belum meninggalkan padepokan. Satu keluarga itu terdiri dari Sukarno, Tri Nengsih, Sulastri, dan Margono.
Selain itu, ada pula Abdul Muin dan Nasrin yang keduanya tinggal di Gang Masjid Rt, 004 Rw. 002, Hajjah Azizah bersama dua cucunya masing maaing Zainudin dan Rangga tinggal di Gang Pancasila Luar Sei Pinyuh dan Slamet.
Selain itu, kelompok lain yang belum kembali adalah Mumajat, yakni seorang pedagang yang mengontrak di Gang Usaha karena rumah miliknya telah disita Credit Union.
“Yadi dan Surya keduanya anak Mumajat dan Erwan pedaģang. Jadi saat ini warga masyarakat Kalimantan Barat asal Sei Pinyuh yang masih tertinggal di Padepokan Dimas Kanjeng ada 15 orang, dua orang telah kembali dan seorang meninggal dunia,” ujar Suhadi.
Menurut Suhadi, terkait masalah rumah Mumajat yang disita Credit Union, kemungkinan yang bersangkutan meminjam uang untuk digandakan di Padepokan Dimas Kanjeng Pimpinan Taat Pribadi. (pnc/ik)
Discussion about this post