KALAMANTHANA, Muara Teweh – Desa Banao di Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, kini sulit menuju ibukota kabupaten melalui jalan darat. Pasalnya, jembatan penghubung Desa Benao ambruk.
“Jembatan Desa Benao itu penghubung ke desa tetangga Papar Pujung ke arah Desa Nihan. Kalau mau turun ke Muara Teweh macet. Ini urusan nggak bisa pulang pergi lagi,” kata Wiwik, salah seorang guru yang bertugas di Benao, Selasa (8/11/2016).
Masyarakat yang mau menyeberang terpaksa menggunakan perahu dikarenakan jembatan darurat belum ada. Warga Benao lainnya, Firman mengatakan jembatan ini satu satunya akses warga untuk ke Ibukota kecamatan. “Kami sekarang ini seperti terisolasi. Harapan kami, Bupati bisa cepat tangga,” papar Firman.
Pantauan KALAMANTHANA, camat dan PNS lain yang biasanya pulang pergi dari Muara Teweh sekarang tidak bisa lagi lewat karena jembatan sudah ambruk dan tidak bisa dilewati.
Jembatan itu sendiri berkonstruksi kayu ulin yang melintas di atas Sungai Benao, anak Sungai Barito, di Desa Benao Hilir. Jembatan ambruk karena pengaruh abrasi sungai yang terjadi saat musim hujan.
“Ambruk atau runtuhnya bagian tengah jembatan ini terjadi pada Selasa (8/11) pagi sekitar pukul 10.25 WIB,” kata seorang warga Desa Benao Kecamatan Lahei Barat, Herman.
Sebelumnya, lanjut dia, jembatan ini memang sudah lama rusak, hanya saja yang lebih parah sampai putus terjadi pagi tadi dan tidak ada korban jiwa.
Runtuhnya jembatan sepanjang 63 meter dengan lebar empat meter, membuat akses jalan di wilayah Kecamatan Lahei Barat, Benao Hilir juga Desa Benao Hulu, Teluk Malewai dan Karamun menuju Kecamatan Lahei menjadi terputus. (atr)
Discussion about this post