KALAMANTHANA, Samarinda – Meskipun polisi sempat mengidentifikasi J sebagai warga Bogor, Jawa Barat, tapi ternyata pelaku pelemparan bom molotov itu sudah lama tinggal di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Siapakah J dan bagaimana perjalanannya?
J bukanlah figur yang asing lagi dengan aksi teror. Sebelumnya, dia pernah terlibat dalam aksi bom di Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, dan menjadi bagian dari kelompok Pepy Vernando.
Akibat aksi di Serpong itu, J mendekam di penjara. Dia baru bebas pada tahun 2014 atau sekitar dua tahun lalu.
Usai menjalani hukuman penjara, J diketahui bergabung dengan kelompok JAT Kaltim. Dia pun diduga mempunyai kaitan dengan Kelompok Anshori di Jawa Timur.
Meski disebut-sebut sebagai warga Bogor, J, menurut Kapolresta Samarinda, Kombes Setyobudi Dwiputro, ternyata sudah cukup lama tinggal di Kalimantan Timur. Dia tinggal di Samarinda Seberang dan selama ini tinggal di masjid.
Sebelumnya, Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Safaruddin memastikan pelaku peledakan bom molotov di halaman Gereja Oikumene, Loa Janan, Samarinda, Minggu, merupakan anggota kelompok teroris.
“Peledakan itu dilakukan (anggota) kelompok teroris. Kepolisian akan menyelidiki jaringan dari pelaku yang kini sudah ditangkap,” kata Kapolda kepada wartawan seusai menjenguk korban ledakan di Rumah Sakit IA Moeis Samarinda Seberang.
Beberapa saat sebelumnya, Safaruddin juga mendatangi lokasi kejadianledakan di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang.
Safaruddin menambahkan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror juga sedang bergerak menuju lokasi untuk membantu melakukan penyelidikan kasus ledakan tersebut.
“Saat ini situasi sudah kondusif dan terkendali. Saya minta masyarakat untuk tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa, karena kasusnya sudah ditangani polisi,” ujar Kapolda yang didampingi Wali Kota Samarinda Sjaharie Jaang dan Kapolresta Samarinda Kombes Pol Setyobudi.
Kehadiran Kapolda di RS IA Moeis Samarinda Seberang untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban dan memastikan perkembangan kondisi korban yang semuanya anak-anak serta balita.
“Seluruh korban luka adalah anak-anak dan balita. Kondisi lukanya tidak parah, bahkan satu anak sudah diperbolehkan pulang, sementara empat korban lain masih perlu perawatan,” jelasnya. (hr)
Discussion about this post