KALAMANTHANA, Penajam – Ada saja yang mencoba mengait-ngaitkan satu peristiwa dengan peristiwa lain. Termasuk mencoba mengaitkan kebakaran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kini Maju KM 01, Penajam, dengan aksi bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda.
Betulkah ada kaitannya? Kapolres Penajam Paser Utara, AKBP Teddy Ristiawan membantahnya. Dia menegaskan pihaknya tak menemukan adanya indikasi keterkaitan kebakaran di SPBU ini dengan pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene.
“Tidak ada sama sekali. Ini murni kelalaian orang tua untuk menjaga anaknya. Pak Dedi (Rifaldy) ini penjual (bensin) kelontongan di pinggir jalan, termasuk bensin eceran,” tegas Teddy Ristiawan, Senin (14/11/2016).
Setelah peristiwa kebakaran tersebut, Kapolres Teddy Ristiawan bersama anggotanya membantu proses pemakaman anak laki-laki yang menjadi korban meninggal dunia akibat peristiwa kebakaran tersebut.
Muhaimin (7 tahun), pelajar kelas 2 Sekolah Dasar, tak terselamatkan saat mobil yang dikendarai ayahnya Dedi Rifaldy (33) terbakar. Saat itu, Dedi sedang mengisi bensin ke dalam jerigen yang ada di dalam mobil. Tiba-tiba ada percikan api dari dalam mobil dan kebakaran pun terjadi.
Atas kebakaran itu, AKBP Teddy Ristiawan mengimbau kepada masyarakat yang mengisi bensin di SPBU agar berhati-hati, agar kejaidan serupa tak terulang kembali.
“Agar masyarakat hati-hati dalam bertindak, pada saat mengisi BBM di SPBU agar mematuhi SOP yang disampaikan petugas SPBU,” katanya. (hr)
Discussion about this post