KALAMANTHANA, Tarakan – Tindakan preventif dilakukan Polres Tarakan, Kalimantan Utara, menyusul terjadinya aksi pelemparan bom molotov di depan Gereja Oikumene, Samarinda. Mereka meningkatkan pengamanan agar hal serupa tak terjadi di sana.
“Pasca pelemparan bom molotoc tersebut, Kapolres Tarakan memerintahkan kami agar lebih memperketat penjagaan di pintu masuk dan keluar Kota Tarakan, termasuk juga lebih giat melakukan razia,” ujar Wakil Kapolres Tarakan, Kompol Riski Fara Shandy.
Rizki menyebutkan, sejatinya penjagaan di pintu masuk dan keluar Tarakan, baik di pelabuhan maupun bandara, sudah menjadi tugas keseharian aparat kepolisian. Hanya saja, sejak terjadinya aksi pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, kualitas pengamanan lebih ditingkatkan lagi di “Kota Paguntaka” itu.
“Ya ada indikasi masuknya teroris ke Kaltara, namun petugas kita baik terbuka dan tertutup, selalu mengawasi pergerakan tersebut. Hanya saja penanganannya tidak seperti biasa karena teoris merupakan kejahatan transnasional sehingga harus penanganan khusus,”Jelas Riski.
Terkait indikasi sasaran tempat ibadah di kota Tarakan, menurut Riski, akan diserahkan kepada satgas yang lebih khusus untuk menanganinya. Pihak Polres hanya berupaya melakukan pencegahannya.
“Kalau peningkatan status ke siaga 1 saat ini belum ada. Ini cuma kualitas penjagaannya saja kita tingkatkan. Tetapi kami tetap berpesan kepada seluruh masyarakat Tarakan agar saling menjaga serta kita harus mencermati situasi yang ada baik tingkat daerah, nasional, maupun internasional, dan jangan sampai kita dimanfaatkan teknologi, sehingga tidak mudah terprovokasi. Kami juga meminta segera melaporkan hal-hal yang aneh kepada aparat keamanan terdekat. Mungkin Poskamling juga perlu diaktifkan lagi,” tambahnya. (tnk/ik)
Discussion about this post