KALAMANTHANA, Muara Teweh – Rencana masuknya Alfamart ke Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah, merisaukan pemilik toko-toko besar. Mereka mulai mencari solusi lain sebagai terobosan dalam berdagang.
“Saya mulai berpikir untuk membuka usaha show room mobil saja karena hadirnya Alfamart mungkin akan berdampak pada toko saya,” kata Halil, pemilik toko Imart kepada KALAMANTHANA di Muara Teweh, Minggu (20/11/2016).
Banyaknya pro dan kontra kehadiran Alfamart menjadi persoalan di masyarakat. “Biasanya kalau Alfamart masuk, kembarannya Indomaret akan hadir juga sekitar 500 meter dari situ,” katanya.
Yang jadi persoalan, kedua ritel itu berafiliasi kepada konglomerat besar. “Sudah pasti ini akan mematikan pengusaha lokal, pengusaha kecil yang saat ini sudah ngap-ngap berusaha,” tambahnya.
Dia pun mempertanyakan kebijakan pemerintah daerah. Menurutnya, jika alasannya adalah tidak bisa menolak investasi, kenapa tidak jenis investasi yang bisa mendorong usaha masyarakat yang masuk, seperti pabrik rotan, karet, atau kakao supaya fluktuasi harga produk pertanian dan perkebunan rakyat bisa dikendalikan.
Konsensus yang harus diajukan itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan menaikkan daya beli masyarakat alias pekerjaannya yang di tambah. Jika daya beli sudah baik, ratusan pasar modern itu tidak takkan jadi masalah.
“Jika ukuran maju tidaknya suatu daerah karena ada minimarketnya, rasanya itu bukan variabel utama,” ujarnya.
Ahmad Gaidi, masyarakat Barut berpendapat lain lagi. Kalaupun gerai Alfamart masuk ke Muara Teweh, dia berharap kehadirannya tak mematikan usaha warga. Salah satunya dengan pembatasan jumlahnya.
“Saya berharap dibatasi jumlahnya dengan seksama. Cermati daerah atau lokasinya. Kalau bisa pilih saja lokasi yang memang di daerah pasar sekalian atau daerah yang jauh dari usaha kecil rakyat. Kasihan yang jualan bayam, sayuran lain, yang segar-segar jadi nomor dua, sedangkan yang dalam kulkas jadi nomor satu, padahal diawetkan,” katanya. (atr)
Discussion about this post