KALAMANTHANA, Penajam – Bukannya kian terang benderang, kasus penemuan mayat wanita di Kelurahan Buluminung, Penajam Paser Utara, kini justru dilingkupi sejuta misteri. Tugas berat aparat kepolisian untuk mengungkapnya.
Kapolres Penajam Paser Utara, AKBP Teddy Rystiawan, sempat keceplosan mengidentifikasi mayat wanita yang saat ditemukan dalam keadaan setengah telanjang itu sebagai Sri Handayani. Pernyataan Teddy sempat dikutip dan dilansir sejumlah media.
Dugaan bahwa mayat tersebut Sri Handayani masih sumir. Sebab, jika dikaitkan dengan peristiwa perampokan dan pembunuhan terhadap keluarga juragan angkot Mulyadi dan puteranya Putera Susilo di Muara Rapak, Balikpapan, sepekan sebelumnya, Sri Handayani justru adalah wanita yang menjemput jenazah keduanya untuk dibawa pulang ke Jawa Timur.
Pernyataan Teddy sebenarnya punya dasar. Dugaan itu muncul kuat berdasarkan hasil pemeriksaan sidik jari. Persoalannya, identitas Sri Handayani disebut-sebut juga dipakai wanita lain dalam kartu tanda pengenal. Wanita itu disebut-sebut Lasiyem, istri muda juragan angkot yang doyan kawin. Informasinya, Lasiyem adalah istri keempatnya.
Lasiyem sendiri adalah sosok yang dicari-cari aparat kepolisian Polres Balikpapan untuk mengungkap kasus perampokan dan pembunuhan Mulyadi. Pasalnya, begitu masyarakat mengetahui Mulyadi meninggal secara mengenaskan, Lasiyem hilang tak menampakkan batang hidungnya, lenyap bak ditelan bumi.
Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta menyebutkan dari identifikasi sidik jari, mayat wanita di Buluminung itu adalah Lasiyem. Tapi, pihaknya ingin lebih dulu mengetahui hasil otopsi sebelum memastikan jasad tersebut Lasiyem.
Memastikan jasad siapa yang ditemukan di Buluminung adalah satu soal. Apakah Sri Handayani atau Lasiyem.
Jika sudah bisa dipastikan jasad itu adalah Lasiyem, persoalan tak berhenti sampai di situ. Misteri berikutnya yang harus dijawab adalah apakah ada peran Lasiyem dalam peristiwa perampokan dan pembunuhan Mulyadi?
Seperti diketahui, aparat Polres Balikpapan sempat menaruh curiga terhadap Lasiyem. Itu gara-gara sosoknya langsung menghilang dalam peristiwa perampokan Mulyadi di Balikpapan.
Tentu, ada dua jawaban pasti soal itu: iya dan tidak. Iya jika Lasiyem adalah bagian dari komplotan yang menghabisi suaminya sendiri. Tidak jika Lasiyem sebenarnya adalah termasuk korban tewas dalam peristiwa yang sama dengan Mulyadi, tapi kemudian jenazahnya dicampakkan di kawasan sepi di Buluminung.
Kemungkinan Lasiyem menjadi bagian komplotan penjahat yang menghabisi suaminya bukanlah kemungkinan yang nol sama sekali. Setidaknya, penemuan jenazahnya bersamaan dengan tas koper di mana ada foto dirinya di dalamnya memunculkan tanda tanya besar. Jika, Lasiyem adalah korban pada peristiwa yang sama seperti tewasnya suaminya, apa arti kehadiran koper di samping jenazahnya?
Begitu banyak misteri yang harus diungkapkan petugas Polres Balikpapan dan –juga Polres PPU—untuk mengungkap kasus ini seterang-terangnya. Semua, kini, masih diliputi sejuta misteri. (myu)
Discussion about this post