KALAMANTHANA, Muara Teweh – Musim penghujan segera datang. Warga Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mulai memasang sikap waspada, terutama yang berada di dataran rendah. Mereka bersiap-siap menghadapi ancaman banjir tahunan.
Sejumlah kawasan di Muara Teweh memang berada di dataran rendah. Salah satunya dan kerap menjadi langganan banjir adalah wilayah belakang Bappeda di Jalan Ahmad Yani, Muara Teweh.
“Kami sudah terbiasa, apabila musim penghujan datang, selalu mengalami banjir,” ujar Rabiatul Adhawiah, salah seorang warga Belakang Bappeda kepada KALAMANTHANA, Selasa (28/2/2017).
Bila hujan dengan curah yang tinggi, maka debit air di Sungai Barito juga akan naik. Biasanya, itu menyebabkan banjir. Bahkan, walaupun bukan musim penghujan, kawasan tersebut kerap mengalami banjir.
Menurut Atul, sapaan akrabnya, bila musim penghujan, ada sekitar 40 rumah warga yang kerap terendam banjir. Hal itu juga disebabkan karena saluran air seperti got dan gorong-gorong yang tak berfungsi dengan baik.
“Apabila musim penghujan, maka kami warga di sini sudah pasti kebanjiran karena air hujan lambat mengalir ke Sungai Bengaris. Hal itu kami anggap sudah biasa,” kata Atul.
Menurut pantauan KALAMANTHANA, wilayah pinggiran Sungai Bengaris selalu menjadi langganan terkena banjir apabila hujan turun dengan intensitas tinggi walau pun sungai Barito debit airnya surut. Hal itu disebabkan aliran Sungai Bengaris yang kurang lancar dan adanya bangunan di bantaran sungai yang menghambat arus air.
Ada beberapa wilayah yang apabila debit hujan tinggi akan tergenang air hujan. Hal ini diharapkan menjadi perhatian pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumber Daya Air. (atr)
Discussion about this post