KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Pola pertanian dengan menggunakan lahan tanpa bakar di Kabupaten Barito Timur (Bartim) pada tahun 2017 ini akan dilaksanakan di dua kecamatan, yakni Kecamatan Patangkep Tutui dan Kecamatan Awang. Masyarakat adat, dalam hal ini AMAN, ikut dilibatkan.
“Untuk percontohan pada tahun 2017 ini akan dilaksanakan di Bentot Kecamatan Patangkep Tutui dan Kecamatan Awang. Kalau hasil pertaniannya bisa maksimal, maka pola pembukaan lahan tanpa bakar inilah yang akan kita terapkan di Bartim,” ucap Bupati Bartim Ampera A. Y. Mebas di Tamiang Layang.
Luas wilayah cetak sawah di Bartim terus saja meningkat. Pada tahun 2017, ada seluas 1.500 hektare. Sedangkan tahun 2016 seluas 2.200 hektare. “Cetak sawah ini tidak langsung optimal, masih didukung Dinas Pertanian melalui dana APBN selama tiga tahun, berupa alat-alat modern untuk menunjang kinerja para petani,” sebutnya.
Dalam hal mengembangkan cetak sawah, Pemkab Bartim bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri dan Lembaga Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Daerah Bartim, untuk menyamakan persepsi. Sesuai program pemerintah pusat, kegiatan ini bisa dikawal, agar apa yang dikerjakan bisa sesuai dengan aturan.
“Keterlibatan AMAN Bartim hanya untuk memantau dan meneliti percobaan cetak sawah yang akan diuji coba di Kecamatan Awang dan Patangkep Tutul. Apakah hasilnya nanti akan maksimal bagi masyarakat adat melalui kelompok tani,” ujar Ketua Harian AMAN Daerah Bartim, Martinus T.
Masyarakt adat melalui kelompok tani hanya menyiapkan lahan, kemudian perlengkapan lainnya dari Dinas Pertanian Bartim selaku dinas teknis agar bisa mendampingi masyarakat bagaimana caranya membuka lahan tanpa membakar, kita tidak tau tingkat keberhasilannya.
“Selama ini pemerintah hanya memerintahkan agar membuka lahan tanpa membakar, tetapi pendekatannya masih belum ada. Mulai tahun 2017 ini AMAN dan Dinas Pertanian akan langsung turun ke lapangan bersama-sama dengan masyarakat,” pungkasnya. (afa)
Discussion about this post