KALAMANTHANA, Penajam – Kabupaten Penajam Paser Utara baru saja merayakan ulang tahun ke-15. Fakta sejarah pembentukan kabupaten ini tak lepas dari makin mengkristalnya aspirasi masyarakat Penajam dan sekitarnya.
Marjani, kini Kepala Dinas Pendidikan Penajam Paser Utara, adalah salah satu pelaku sejarah itu. Dia adalah bagian dari tim tujuh, tim yang selain dirinya juga beranggotakan Firmansyah, Syafaruddin, Kamaluddin Sahar, Lamuri Sibolangi, Amiruddin Lambe, dan Darhuddin.
Saat itu, kisahnya, belum ada belum ada UU Otonomi Daerah. Pihaknya mengacu pada UU Nomor 5 tahun 1974, di mana saat itu Penajam masuk ke Kabupaten Paser (sebelumnya wilayah Kota Balikpapan). Akselerasi pembangunan tidak maksimal karena wilayah Kecamatan Penajam, Waru, Babulu dan Sepaku jauh dari Tanah Grogot dan justru lebih dekat ke Balikpapan.
“Sekitar 1989, keempat wilayah ini masuk ke Kabupaten Paser dan beberapa tokoh masyarakat keberatan tetapi tidak bisa apa-apa karena Kotamadya Balikapapan harus sebagian besar perekonomiannya bersandar pada jasa dan tidak ada wilayah transmigrasi,” kata Marjani.
Sementara itu, wilayah Penajam ini sebagian wilayah transmigrasi sehingga masuk ke Kabupaten Paser. Karena itu, demi kelancaran proses pembangunan dan efektivitas pelayanan publik, keempat kecamatan dapat berdiri sebagai wilayah kota administratif.
Dikatakan Marjani, wacana pembentukan kota administratif itu muncul sekitar tahun 1997 kembali menguat. Sayangnya, aspirasi peningkatan status Kecamatan Penajam menjadi sebuah kota administratif belum mendapat respon dari struktur politik secara yuridis formal sehingga aspirasi tersebut belum pernah menjadi bagian dari agenda politik lokal tahun 1997-1999.
Seiring dengan terbitnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, pembentukan kota administratif sebagai tahapan persiapan menuju daerah otonom tidak dikenal lagi. Tertutuplah kemungkinan Kecamatan Penajam pada saat itu untuk ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif. Pergerakan pun beralih, dari semula kota administratif menjadi kabupaten sebagai daerah otonom,
Aspirasi pembentukan daerah otonom baru, semakin kuat dengan hadirnya beberapa tokoh masyarakat seperti Andi Harahap, An Achmad, Makulao Pagora, Mastur Abbe, Makmur , Mahyudin R, Andi Rahman, Abdullah M, Harimuddin Rasyid, Kasno dan lain-lain.
Dilaksanakan musyawarah besar dengan Menyusun Tim Formatur dan Marjani sebagai ketua musyawarah. Rapat memutuskan Harimuddin Rasyid sebagai ketua umum dan Marjani sebagai sekretaris umum dengan nama Tim Sukses Kabupaten Paser Wilayah Utara Menuju Kabupaten.
“Sebagai motor penggeraknya Tim Sukses menuju kabupaten yang diketuai H. Harimuddin Rasyid , beberapa agenda atau program kerja berhasil disusun,” lanjutnya.
Semakin ditangkapnya gaung pemekaran kabupaten oleh masyarakat, makin banyak yang bergabung di dalam tim sukses, namun tidak sedikit tekanan yang datang dari berbagai kelompok masyarakat karena dipertanyakan kinerja dan lain sebagainya.
“Mungkin mereka ingin membantu dalam perjuangan, sekalipun saat itu saya belum memahaminya,” tambahnya.
Di tahun 1999 ditandatagani Surat Kesepatan Antara Ketua DPRD, Bupati Paser dan Tim Sukses, untuk memproses aspirasi pemekaran wilayah sesuai meksnisme yang berdasarkan peraturan dan perundang undangan yang berlaku. Dan sekitar tahun 2000 beberapa orang mengundurkan diri akibat gejolak itu. Termasuk Marjani. Dia digantikan Firmansyah.
“Saat itu saya kurang memahami dan tidak dapat mengikuti dinamika perjuangan masyarakat termasuk pernak-pernik, pro dan kontra dalam sebuah perjuangan,” paparnya.
Meski dirinya bersama sebagian orang yang berada di tim sukses pemekaran mengundurkan diri. Perjuangan tim sukses tetap berlanjut. Mereka berjuang dengan gigih.
“Allhamdulillah, perjuangan teman-teman, para tokoh masyarakat yang tergabung dalam tim sukses Kabupaten Paser Wilayah Utara Menuju Kabupaten sukses dengan disyahkannya UU Nomor 7 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara,” tambahnya.
Marjani pun mengimbau, saat ini seluruh pihak bersatu padu sesuai profesi dan kedudukan masing-masing dalam membangun wilayah Benuo Taka agar dapat sejajar dengan kabupaten/kota di wliayah Kalimantan Timur, bahkan lebih maju. “Terima kasih tim sukses, semoga amal kebajikannya dicatat dan dibalas Allah Swt,” pungkasnya. (hr/myu)
Discussion about this post