KALAMANTHANA, Muara Teweh – Bupati Barito Utara, Nadalsyah, mengambil langkah bijak terkait terlunta-luntanya 13 warga Indramayu di Muara Teweh. Dia memulangkan para pekerja survei seismik 3D di lapangan migas West Karendan, Kecamatan Lahei itu.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Barito Utara, M Iman Topik di Muara Teweh, Sabtu (18/3/2017) mengatakan, setelah menerima laporan dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa setempat, Bupati Nadalsyah mengambil langkah dengan memerintahkan Sekretaris Daerah Jainal Abidin untuk memulangkan 13 orang itu ke tempat asalnya.
“Jumat (17/3) malam mereka kita berangkatkan ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menggunakan transportasi darat, kemudian melanjutkan perjalanannya menggunakan angkutan kapal sesuai permintaan mereka untuk sampai Pulau Jawa, kemudian sampai ke kampung halamannya,” ujarnya.
Bupati Nadalsyah menyatakan kebijakan tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab pemerintah dalam mengatasi permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat.
“Saya mengajak kepada segenap komponen yang ada di Barito Utara untuk bersama-sama memiliki rasa kemanusiaan terhadap persoalan-persoalan di masyarakat,” kata Bupati Nadalsyah.
Sementara Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Barito Utara Sugianto Panala Putra mengatakan perwakilan dari 13 pekerja yang dipulangkan itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Nadalsyah dan Pemkab setempat yang telah membantu sehingga mereka dapat kembali ke kampung halaman dan bertemu dengan keluarga dalam keadaan penuh haru.
“Mereka turut mendoakan untuk Kabupaten Barito Utara semoga selalu tenteram, sejahtera dan berkah,” kata Sugianto mengutip pesan perwakilan pekerja itu.
Sebelumnya dikabarkan, 13 warga Indramayu, Jawa Barat, terlantar di Muara Teweh. Mereka tak bisa pulang karena tak punya uang. Iman Topik menyebutkan 13 pekerja surcei seismik itu sempat kesulitan pulang ke kampung halamannya ke Indramayu, Jabar.
Belasan pekerja tersebut merupakan tenaga survei PT Obsidian, perusahaan sub kontraktor PT BGP yang merupakan pemenang lelang atau pelaksana survei siesmik di Blok Bangkanai di Kecamatan Lahei dengan luasan 560 kilometer persegi.
“Para pekerja itu baru sehari melakukan survei. Setelah itu berhenti karena tidak sanggup sebab medan lokasi survei yang berat,” kata Topik.
Menurut Topik, pihaknya tidak mengetahui sistem perjanjian kerja antara perusahaan sub kontraktor dengan pekerja itu sehingga 13 orang itu mau pulang ke tempat asalnya sempat terlantar karena tidak punya biaya untuk pulang. (ant/akm)
Discussion about this post