KALAMANTHANA, Muara Teweh – Nasib 10 orang calon dokter ikatan dinas asal Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, berada di ujung tanduk. Sudah empat tahun bantuan biaya kuliah mereka di Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya tidak dibantu Pemkab Barut.
Padahal, sesuai dengan memorandum of understanding (Mou) yang dibuat 2012, Pemkab Barut diwakili Sekda Bambang Edhy Prayitno menyanggupi bantuan beasiswa sebesar Rp125 juta per tahun kepada setiap mahasiswa kedokteran asal daerah berjulukan Iya Mulik Bengkang Turan ini. Kontrak berjalan selama 10 tahun dan dilanjutkan dengan ikatan dinas.
Merasa haknya tidak dipenuhi, dua dari 10 mahasiswa mendatangi gedung DPRD Barut untuk curhat, Senin (20/3). Mereka diterima anggota Komisi A dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Lahmudin. “Kita segera menjadwalkan pemanggilan Dinas Pendidikan, terkait pengaduan mahasiswa tersebut,” ujarnya kepada wartawan.
Lahmudin membenarkan, salah satu mahasiswa mengadukan bahwa MoU yang telah ditandatangani bersama, hingga kini tidak ada realisasinya. Menyikapi hal ini, dewan khususnya Komisi A menjadikan prioritas karena menyangkut kelangsungan biaya calon dokter asal kabupaten ini.
“Kami sangat prihatin mendengar keluhan para mahasiswa, karena sudah empat tahun, janji pemerintah daerah seperti tertuang dalam MoU tidak kunjung direalisasikan. Kami akan usut dan cari tahu sampai di mana realisasinya,” ujar Lahmudin.
Berdasarkan laporan mahasiswa, lanjutnya, terkesan mereka merasa dipingpong. Sebab, berkas proposal yang masuk ke Bagian Kesra Setda Barut mengendap, tanpa dilanjutkan ke Bupati atau Sekda. Padahal komunikasi sangat penting, supaya pengambil keputusan bisa bertindak cepat dan tepat.(mki)
Discussion about this post