KALAMANTHANA, Buntok – Wakil Ketua DPRD Barsel,Rayuhani menyarankan masyarakat tidak terlena dengan modernisasi sehingga mudah melupakan budaya tani karet yang sudah turun-temurun menjadi penopang hidup.
“Menyadap karet itu usaha pokok warga lokal sejak dulu. Tidak dipungkiri, banyak generasi pembangunan Barsel yang sukses adalah anak dari petani karet,” ucap Rayuhani kepada KALAMANTHANA di Buntok.
Dijelaskanya, dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya, telah berdampak pada munculnya sejumlah peluang usaha dalam daerah seperti bidang jasa dan produksi. Ditambah lagi, rekrutmen warga sebagai pekerja pada investasi batubara dan perkebunan yang terlihat secara nyata dan turut berpengaruh besar pada pola kehidupan masyarakat.
Di samping itu, warga juga lebih tertarik menjadi seorang pegawai dan pebisnis. Dengan pertimbangan, seorang pegawai lebih menjanjikan kemudahan hidup di hari tua. Padahal menurutnya, semua pekerjaan itu memiliki nilai yang sama, tergantung keseriusan dan fokus pelaku usaha itu sendiri terhadap bidang pekerjaan yang digeluti.
“Tidak ada jaminan pasti dalam bidang usaha. Yang penting adalah dedikasi dan konsistensi terhadap bidang yang digeluti. Karet juga memiliki peluang yang menjanjikan, tergantung keseriusan dari petani itu sendiri,” cetusnya.
Srikandi DPRD Barsel asal PAN ini menilai menyadap karet termasuk salah satu usaha yang cukup menjanjikan, terutama apabila kebun yang disadap milik pribadi. Karena jadwal penyadapan yang ditentukan oleh pekerja itu sendiri, sehingga tidak ada kesan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan karena terpaksa.
“Jangan malu menjadi petani karet meskipun kerap terjadi harga jualnya pasang surut. Usaha ini terbukti telah menjadi sandaran pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat lokal sejak dulu,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan III ini. (fik)
Discussion about this post