KALAMANTHANA, Penajam – Beginilah gaya Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Mustaqim MZ ketika melayani pejabat atau staf yang butuh tanda tangannya. Menurutnya, ia mungkin tak seformal pejabat lainnya yang mesti harus di kantor bupati untuk mendapatkan tanda tangan atau penyelesaian persoalan kantor. Mustaqim adalah salah satu pejabat yang gampang ditemui dimanapun.
“Siapapun dari kalangan manapun kami terima jika mereka ingin bertemu. Apalagi pertemuan itu merupakan urusan kantor yang di dalamnya membutuhkan sebuah keputusan atau arahan tertulis dari seorang pimpinan,” ujarnya
Sosok Wakil Bupati PPU ini memang tidak asing lagi di lingkungan masyarakat PPU. Suami Hj. Yuli Maghfirah inipun selalu aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan khususnya di lingkungan PPU. Bahkan dirinya tidak merasa canggung jika harus memberikan disposisi atau tanda tangan urusan kantor kepada bawahannya ketika berada di sebuah warung kecil di pinggir jalan.
“Urusan kantor tidak harus diselesaikan di kantor tempat bertugas. Ketika pimpinan dibutuhkan untuk memberikan tanda tangan, disposisi ataupun urusan kantor lainnya, keputusan itu dapat kita lakukan di manapun meski di sebuah warung,“ kata Mustaqim.
Ungkapan ini disampaikan Mustaqim saat dirinya berada disebuah warung kecil yang berada di Kecamatan Waru Kabupaten PPU belum lama ini. Ketika itu mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) Kota Samarinda ini diundang oleh seorang warga untuk mampir ke warung mereka usai menghadiri satu kegiatan kantor di daerah itu.
Dirinya mengatakan, jika keputusan pimpinan tidak dilaksanakan demikian atau harus secara formal di kantor, dikhawatirkan apabila ada seorang bawahan sedang membutuhkan sebuah tanda tangan yang bersifat penting atau segera pada akhirnya akan tertunda karena pimpinan sedang melaksanakan kegiatan di luar kantor. Sementara keputusan tersebut bersifat penting dan harus segera dilaksanakan.
“Ketika kita menjadi seorang pemimpin, ketika keputusan kita, tindakan kita, peran dan sebagainya diperlukan, kita harus siap dimanapun berada. Karena ini merupakan salah satu tanggung jawab dari seorang pemimpin yang memang harus mampu diemban,” tambahnya.
Kata Mustaqim, pimpinan adalah panutan bagi seluruh bawahannya termasuk di lingkungan masyarakat luas. Oleh karenanya, kata dia, segala tindakan, perilaku seorang pimpinan harus mampu mencerminkan etika yang baik dan harus dapat menjadi suri tauladan bagi seluruh masyarakat.
“Jangan sampai bawahan atau masyarakat mau bertemu dengan wakil bupati saja sulitnya luar biasa dengan berbagai alasan bermacam-macam. Ini sudah menunjukkan salah satu prilaku pimpinan yang tidak menunjukan sebuah panutan bagi masyarakatnya luas,” pungkas dia. (hr)
Discussion about this post