KALAMANTHANA, Penajam – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara akan melakukan studi banding ke Kabupaten Siak, Riau, terkait pengelolaan PT Chevron Indonesia. Hal ini ia lakukan karena ada BOB (Badan Operasi Bersama) di sana yang komposisinya 50:50.
“Kita rasanya berat kalau tidak mau ngeper dengan pusat. Pusat pastinya bertahan. Kita akan menawarkan opsi-opsi itu,” ujar Bupati PPU, Yusran Aspar di Penajam.
Dijelaskan Yusran, Blok East Kalimantan (Ekstkal) Attaka masuk Kutai Kartanegara dan provinsi, sedangkan Sepinggan dan Yakin masuk ke Kabupaten PPU, sementara untuk West Seno akan masuk ke PT.Pertamina karena lebih dari 12 mil laut dan itu akan didiskusikan dengan Kementerian Sumber Daya Mineral (ESDM). Dan PPU dengan Provinsi 50:50 dan Kukar pun demikian 50:50 dari bagian dengan Pertamina 50:50.
“Kita tidak akan menghitung blok-blok, kita akan menggunakan sistem komposisi bersama dalam arti gabung dengan Provinsi dengan 50:50, dengan Pertamina hasilnya yang 50 persen itu nanti kita bagi Sepinggan dan Yakin PPU dan Provinsi. Hasilnya kita bagi dua dengan Provinsi dari 50 persen itu,” terang Yusran.
Dijelaskan Yusran, untuk Attaka pun demikian, yakni dibagi dengan Provinsi dan tentunya Provinsi akan lebih banyak mendapatkan karena kita bagian dari Provinsi.
Menurut Yusran, tentunya pusat tidak akan mau mengalah karena pertambangan umum memang kewenangan pusat. West Seno meraka ambil, tapi tidak apa-apa. Yusran maklum, yang penting PPU masuk di dalam kepengurusan itu dan tidak lagi kita sebagai penonton.
“Jika kita di dalam kepengurusan tentu saja kita bisa ikut mengatur. Misalnya, bisa saja untuk cleaning service, jual beras, kenapa harus ditender, langsung saja beli di koperasi di Babulu,” lanjutnya.
Terkait karyawan Chevron saat ini tidak ada yang diganti hanya pindah manejemen. Itu tetap saja dan akan mengalami revolusi secara alami.
Jika memang Pemkab PPU terlibat dalam pengelolaan Chevron, pendapatan asli daerah (PAD) bisa bertambah Rp1 triliun.
Harapan Yusran ia hanya ingin berbuat untuk PPU meski ini di penghujung jabatannya sebagai bupati. Tidak hanya urusan Chevron, termasuk juga masalah kandang sapi trunen yang lengap fasilitasnya, sawit rakyat, UMKM berbunga rendah, kredit pajale, UPTD-PU dan semuanya akan jadi landasan untuk kemajuan Kabupaten PPU ke depan.
“Harapan saya semoga pemimpin PPU ke depan dapat melanjutkan semua konsep ini dan mau menerimanya. Insya Allah PPU akan maju ke depannya,” pungkasnya. (hr)
Discussion about this post