KALAMANTHANA, Penajam – Ulah DR, seorang oknum pejabat di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Penajam Paser Utara memang keterlaluan. Indah, sebut saja seperti itu, siswa kelas IX sebuah SMP di Kecamatan Penajam yang jadi korban percobaan pencabulan oknum tersebut, akhirnya memilih meloncat dari sepeda motor DR.
Jamaludin, salah seorang kerabat Indah, menyebutkan kasus ini terungkap setelah gadis belia yang masih di bawah umur itu menceritakan percobaan pencabulan yang dilakukan DR terhadap dirinya. Saat itu, Indah pulang dari belajar kelompok di rumah temannya di Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam.
“Percobaan pencabulan dilakukan DR di dekat sebuah showroom yang saat itu sepi tanpa ada penerangan. Sambil mengobrol, terduga mencolek-colek tangan korban, kemudian menggerayangi tubuh Indah, lantas korban memukul tangan DR,” tutur Jamaluddin.
Setelah itu, DR mengantar korban pulang dengan menggunakan sepeda motor. Masih penasaran, akal bulus DR muncul. Dia sempat menawari macam-macam dengan maksud mengajak korban ke rumahnya, tapi Indah menolak hingga akhirnya melompat dari sepeda motor dan berjalan kaki pulang ke rumah.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Penajam Paser Utara Inspektur Satu Iswanto saat dikonfirmasi wartawan di Penajam, Rabu (26/4/2017), membenarkan adanya laporan dari keluarga korban terkait upaya percobaan pencabulan yang diduga dilakukan oknum pejabat Disdikpora.
Kepala Disdikpora Penajam Paser Utara, Marjani, membenarkan seorang oknum pejabat di dinasnya tersangkut kasus dugaan percobaan tindakan asusila terhadap seorang siswi.
“Saya turut prihatin dan sedih, namun hal ini sudah kami laporkan ke Wakil Bupati. Alangkah baiknya selaku pegawai, apalagi di lingkungan Dinas Pendidikan, berlatar belakang dari guru, semestinya berlaku mawas diri dan berhati-hati. Apapun alasannya, kita sebaiknya menjadi contoh di masyarakat,” ujar Murjani di Penajam, Rabu (26/4/2017).
Secara administrasi, sebut Murjani, sanksi terhadap tindakan tercela sudah pasti ada. Namun, katanya, belum diinformasikan ke atasan.
“Saya terhadap bawahan akan bertindak tegas. Jika memang salah, ya salah. Aturan harus ditegakkan. Yang kasihan si korban yang pastinya shock. Makanya kemarin kita upayakan mediasi agar si korban bisa fokus kembali sekolah. Kalau diproses, kasihan korban menjalani serangkaian sidang dan pastinya trauma dan shock,” ujarnya. (myu/hr)
Discussion about this post