KALAMANTHANA, Muara Teweh – Hubungan sesama jenis potensial menghadirkan persoalan besar jika tak bisa menjaga hati. Ini pulalah yang diduga menjadi penyebab peristiwa tewasnya guru SDN 1 Desa Sei Rahayu I, Kecamatan Teweh Tengah, Barito Utara, bernama Syawal alias Daya (50).
Syawal disebut-sebut memiliki hubungan khusus dengan HS alias Dayat (17), salah satu remaja yang jadi tersangka pembunuhnya. Tapi, hubungan tersebut, selain bermasalah soal moral dan kepatutan, juga kerap memunculkan masalah dalam hal komunikasi hati.
Termasuk beberapa jam sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi. Syawal, sang guru yang menurut banyak kalangan bersifat kemayu itu, memarahi HS setelah berjoget bersama penyanyi dangdut di sebuah acara pesta pernikahan.
Tak hanya dengan HS, Syawal juga bermasalah dengan SB, meski mereka tak disebut-sebut memiliki hubungan pula. Masalahnya adalah sekali waktu Syawal pernah mengkatai pacar SB dengan sebutan yang kasar dan tak patut: l*nt*. SB, dalam pemeriksaan, mengaku dendam terhadap Syawal.
Itulah sebabnya, ketika diminta HS untuk melakukan penusukan terhadap Syawal, SB tak berpikir dua kali. Dia langsung menusuk leher korban di bagian kiri, menggunakan belati yang diberikan HS sehingga membuat mereka jatuh dari sepeda motor.
Syawal yang terluka sempat berusaha untuk melarikan, namun karena kondisinya yang terluka membuatnya jatuh-bangun. Saat itu lah SH mengambil belati dari tangan SB dan mendatangi korban lalu menghujamkan belati itu ke dada korban sebanyak kurang lebih 5 kali.
Akibatnya korban pun meninggal dunia di tempat, selanjutnya jasadnya diseret oleh pelaku ke tebing jurang dengan jarak sekitar 10 meter dari jalan raya.
Kasus pembunuhan yang menghebohkan Barito Utara pada 29 April 2017 menjelang pergantian hari itu, kini dipercepat prosesnya. Aparat penyidik Reskrim Polres Barut bahkan sudah melimpahkannya ke Kejaksaan Negeri Muara Teweh.
“Pelimpahan berkas tahap II kasus pembunuhan di Jalan Haji Koyem, Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru pada 29 April 2017 tengah malam dengan tersangka HS dan SB kami limpahkan ke penyidik,” kata Kapolres Barut, AKBP Tato Pamungkas melalui Kasa Reskrim AKP Benito Herleandra.
Menurut Benito, dalam kasus ini karena kedua tersangka masih remaja atau berumur 17 tahun, maka perlakukannya khusus. Artinya prosesnya lebih cepat dibandingkan dengan tersangka yang dewasa.
Kasus pembunuhan ini diduga telah direncanakan. Sebab sebelum kejadian, HS sempat mengetik pesan di HP miliknya yang kemudian diserahkan kepada SB, isinya “tusuk saja bencong itu”. Selanjutnya HS menyerahkan belati milik korban yang telah disimpannya kepada SB.
Korban pembunuhan berpenampilan seperti waria tersebut ditemukan pada Sabtu (29/4) sekitar pukul 22.30 WIB dan di sekitar lokasi kejadian warga menemukan sepeda motor, HP, sandal, kopiah haji dan kaos. Di lokasi juga ditemukan bercak darah berceceran. Belum diketahui barang-barang tersebut milik pelaku atau korban.
Hanya sekitar lima jam setelah peristiwa terjadi, aparat Rekrim Polres Barut berhasil menangkap dua tersangka pelaku pembunuhan. Keduanya adalah HS alias Dayat dan SB alias Samsul.
Kedua tersangka pelaku pembunuhan itu yang langsung diamankan aparat Polres Barut. Dayat (18) adalah warga Desa Luwe Hulu, Kecamatan Lahei Barat. Pelaku ditangkap polisi di kawasan Desa Kandui, Kecamatan Gunung Timang.
Berdasarkan hasil visum et repertum, kepala korban sebelah kiri luka lecet, leher sebelah kiri luka tusuk. Selain itu dada bagian tengah ada 10 tusukan dengan diameter 1,5 kali 0,5 sentimeter.
Di samping itu, di tubuh korban terdapat luka lecet di bagian perut sebelah kanan, luka lecet di siku sebelah kanan, luka lecet kaki kanan ada tiga, luka tusuk di bahu kanan dengan sembilan tusukan dan pergelangan kaki kanan luka lecet.
Jasad Syawal ditemukan di Jalan Haji Koyem, Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru, Barito Utara. Syawal sendiri adalah warga Wonorejo, Muara Teweh. (atr)
Discussion about this post