KALAMANTHANA, Puruk Cahu – Kondisi jalan Dirung Bakung yang rusak parah dan berubah menjadi genangan lumpur, mendapat perhatian serius anggota Komisi II DPRD Kabupaten Murung Raya yang membidangi infrastruktur jalan, Heriyus.
Politisi PDI-P dari daerah pemilihan Tanah Siang ini mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan dari masyarakat terkait kondisi jalan yang menyulitkan masyarakat menuju kota Puruk Cahu.
“Kami sudah mendapat laporan dari masyarakat terkait kondisi jalan tersebut. Kami sangat memahami keinginan masyarakat. Karena itu kami dari DPRD mengharapkan kepada pemerintah daerah agar bisa segera menyelesaikan proses pengerjaan jalan tersebut ,” ungkap Heriyus.
Heriyus juga menyampaikan agar masyarakat untuk bersabar karena pihaknya akan terus mengusulkan kepada pemerintah daerah, agar pada tahun 2018 akses jalan Dirung Bakung masuk dalam anggaran pembangunan.
“Jalan ini telah dibangun sejak tahun tahun 2007. Sekarang sudah ada peningkatan pengaspalan jalan, namun belum rampung. Karena itu kami mengusulkan kepada pemerintah daerah agar pada tahun 2018 bisa mengucurkan sebagian dana untuk pembangunan jalan Dirung Bakung dari APBD ataupun APBN,” tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat Desa Dirung Bakung, Kecamatan Tanah Siang, hanya bisa pasrah meratapi nasib. Pasalnya, satu-satunya jalan yang menghubungkan desa mereka dengan kota Puruk Cahu, ibu kota Kabupaten Murung Raya, rusak parah dan berubah menjadi kubangan lumpur.
Di beberapa titik, ketinggian lumpur bahkan setinggi lutut orang dewasa. Kondisi ini tentu saja menghambat aktivitas masyarakat yang ingin menuju kota Puruk Cahu, baik untuk menjual hasil tani atau membeli kebutuhan pokok. Padahal jarak desa Dirung Bakung dengan ibu kota kabupaten cukup dekat.
“Membawa motor besar saja sering jatuh, apalagi jenis motor matic. Kondisi jalan yang berlumpur itu yang membuat kendaraan sulit jalan dan sering terjatuh. Jalan ini hanya bisa dilalui saat musim kemarau,” ungkap Rizky, warga Puruk Cahu yang ingin menuju desa Dirung Bakung.
Risky menambahkan, tidak jarang pengendara yang memaksa lewat terjebak atau bahkan jatuh ke lumpur. Sebagian lagi terpaksa mendorong kendaraan mereka. Dan bila menggunakan jalur sungai, memerlukan biaya yang lebih besar.
Menurut Mansyah, warga Desa Dirung, panjang jalan menuju desanya kurang lebih 7 km. Kondisi jalan yang berubah menjadi lumpur membuat dirinya kesulitan untuk melintas.
“Sepanjang 2 km jalan masuk sudah diaspal, tapi setelah itu jalan sepanjang 5 km rusak, apalagi dengan seringnya hujan turun membuat badan jalan berubah menjadi lumpur,” ungkap Mansyah. (abe)
Discussion about this post