KALAMANTHANA, Pontianak – Tidak hanya di Perairan Tarakan kecelakaan kapal cepat (speedboat) terjadi sepanjang Selasa (25/7). Hal serupa juga terjadi di Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat. Tak tanggung-tanggung, empat unit speedboat milik Pemkab Kayong Utara ludes, menyisakan kerugian Rp8 miliar lebih.
Keempat speedboat yang terbakar pada Selasa (25/7) malam tersebut, yakni KM Kayong 2 dengan kecepatan 1.000 PK, KM Karimata Ekspres kecepatan 500 PK, Speed Patroli Perhubungan kecepatan 250 PK, dan Speed Kecamatan Kepulauan Karimata kecepatan 200 PK.
Nakhoda KM Kayong 2, Usmandi alias Semar yang berada di lokasi saat musibah terjadi menuturkan KM Kayong 2 yang sudah terisi bahan bakar dalam posisi genset hidup yang berada di buritan speed. Semar sempat mendengar letupan-letupan di genset KM Kayong 2 dan tidak berselang lama terlihat api keluar dan menyambar ke bagian ruangan KM Kayong 2.
“Api langsung membesar, saya tidak sempat mengambil tas dan baju seragam di dalam, karena asap hitam langsung keluar dari dalam ruangan,” kata Semar.
Api langsung besar karena di dekat genset ada satu drum dan empat jerigen berisi bahan bakar jenis premium. Api kemudian menyebar ke beberapa speed di sampingnya mulai dari KM Karimata Ekspres, Patroli Perhubungan dan speed Kecamatan Kepulauan Karimata.
“Saya sempat tergumam diatas kap speed, tercengang api membesar, untung Mus (teman nakhoda) berteriak memanggil untuk lompat menyelamatkan diri sehingga saya tersadar api didepan saya,” kata Semar.
Keempat speedboat yang terbakar sejatinya akan berangkat ke Pelapis Kecamatan Kepulauan Karimata untuk mengantar rombongan Rakor Perhubungan Tingkat Provinsi Kalbar dengan agenda city tour ke Desa Pelapis.
Seperti biasa, sebelum berangkat, dilakukan pengisian bahan bakar dan pengecekan. “Kami hanya bisa menyelamatkan KM Kayong 1 dan speed milik DKP selebihnya tidak bisa diselamatkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kayong Utara, Idrus yang juga menyaksikan kebakaran itu menjelaskan apa yang terjadi diluar perkiraan, namun ini semua musibah dan belum bisa diambil kesimpulan.
“Kita akan panggil dulu pengurus-pengurus speed, api berasal dari mana, yang pasti ini masih diselidiki, kita tunggu hasilnya secara resmi,” kata Idrus.
Dikatakan mantan Camat Telok Batang ini, ditaksir kerugian lebih dari Rp8 miliar dimana 4 buah speed tersebut diantaranya speed baru tahun pengadaan 2016.
“Speed ini rencananya akan dipergunakan untuk masyarakat Kepulauan Karimata pasca KM Karimata terbakar namun musibah lebih dahulu terjadi,” kata Idrus. (ik)
Discussion about this post