KALAMANTHANA, Sampit – Seketaris Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Hero Harapano Mandau memberikan masukan serta mengajak pemerintah daerah, SKPD, dan intansi terkait serta seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur untuk bersama-sama menjaga dan mempertahankan budaya dan kearifan lokal .
Sebab, menurut Hero , kearifan budaya lokal itu merupakan suatu produk dari akal budi manusia, yang memiliki nilai luhur untuk kemajuan daerah.
“Kebudayaan itu memiliki nilai yang kompleks, di mana di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Maka dari itu harus dipertahankan,” ucapnya.
Hero pun menambahkan, budaya telah dibentuk sebagai perilaku manusia dan diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Kebudayaan sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Dalam pergiliran budaya antargenerasi dibutuhkan langkah yang tepat dalam memberikan pemahaman mengenai budaya kepada generasi muda sebagai penerus dan pewaris kebudayaan itu sendiri.
Tidak hanya itu, dengan adanya budaya lokal di mana budaya lokal itu memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter pemuda suatu daerah, sebab terintegrasi kedalam seluruh kehidupan.
“Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam kearifan budaya lokal dapat dijadikan pembentuk kepribadian bagi generasi muda. sebab di dalamnnya berfungsi sebagai filter pola kehidupan bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menginginkan jangan sampai budaya lokal yang dimiliki daerah ini terkikis oleh globalisasi, karena selain sebagai pembentuk kepribadian daerah dan juga menjadi warisan leluhur. Untuk itu harus tetap dipertahankan. Sebagai warisan, budaya lokal merupakan hasil dari nilai budaya yang ada di Kalteng, khususnya Kotawaringin Timur.
Dengan beragam wujud warisan budaya tersebut dapat memberi kita kesempatan untuk mempelajari kearifan lokal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di masa lalu. Dengan demikan, , pemahaman terhadap kearifan lokal sebagai nilai-nilai budaya luhur bangsa dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembentukan karakter pemuda.
“Ada banyak budaya dan adat istiadat misalnya acara batiwah suku Dayak yang beragama Hindu Kaharingan, selain itu juga budaya babukung pada saat orang Dayak Hindu Kaharingan meninggal dunia. Budaya-budaya seperti inilah yang wajib kita jaga dan dikembangkan. Babukung sekarang sudah jarang dilakukan. Mungkin saja itu karena terpengaruh majunya teknologi, padahal budaya babukung itu sangat menarik dan unik dan ada nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalam ritual tersebut yang harus kita ketahui dan dipertahankan,” pungkas Hero. (joe).
Discussion about this post