KALAMANTHANA, Muara Teweh – Saat harga bahan sembako membumbung tinggi, oknum pedagang di Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah malah mengambil kesempatan meraup untung. Diduga mereka mengurangi jumlah timbangan (dacing), sehingga berat bersih barang tidak sama dengan yang tercantum pada label.
Keluhan para ibu rumah tangga di Muara Teweh kian marak akhir-akhir ini. Salah satunya Yuli, warga Jalan Wirapraja. Perempuan ini pernah mengalami saat membeli beras kemasan 5 kg dan 10 kg, ternyata setelah ditera ulang di rumah beratnya hanya 4 kg dan yang seharusnya 10 kg beratnya cuma 9 kg, bahkan seringkali 8,5 kg.
“Ini sangat merugikan konsumen, karena barang berkurang hingga 1 kg. Tolong instansi terkait jangan hanya tutup mata, segera periksa timbangan-timbangan milik pedagang yang curang,” ujarnya.
Lain lagi keluhan Erna, warga Jalan Pendreh yang khusus menyoroti penjualan BBM di tingkat pengecer, karena isi BBM kurang dari takaran aslinya. Satu jerigen kapasitas dua liter, seringkali isinya tidak sampai penuh sesuai kapasitas, karena dikurangi oleh pedagang untuk mencari margin untung sebesar-besarnya.
Praktik-praktik curang ini sudah berjalan bertahun-tahun, tanpa pernah ditegur apalagi disanksi. Anggota DPRD Barut Sunario meminta dinas terkait melindungi konsumen dari kecurangan para pedagang. Termasuk melakukan razia berupa tera ulang atau kalibrasi timbangan milik pedagang sembako dan pengecer BBM.
“Kita tidak mau masyarakat dibodohi atau ditipu oleh segelintir pedagang yang hanya mencari untung, tanpa memikirkan kerugian para pembelinya. Ini jelas tidak sehat di tengah semakin sulitnya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Harga sembako jarang turun. Kalau naik, gampang benar,” kata legislator yang mewakili Dapil IV Barut ini. (mki)
Discussion about this post