KALAMANTHANA, Penajam – Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar mengatakan berhasil atau tidak dirinya jadi Gubernur Kalimantan Timur, tak ada kaitannya dengan jalan penghubung Kelurahan Sotek-Bongan-Kutai Barat. Hingga akhir masa jabatan sebagai bupati, dia akan tetap memperjuangkan pembangunan jalan tersebut.
“Jadi atau tidak jadi Gubernur Kaltim, pembangunan jalan Sotek-Bongan harus terwujud. Karena ini merupakan sarana penghubung lintas Kaltim terpenting yang harus terlaksana demi kepentingan seluruh masyarakat Kaltim,” kata Yusran Aspar.
Yusran Aspar mengatakan, selama ini jika masyarakat PPU ataupun Balikpapan ingin melakukan perjalanan menuju Kabupaten Kutai Barat dan wilayah sekitarnya melalui jalur darat, harus menempuh perjalanan selama 8-9 jam, melalui Samarida, Kutai Kartanegara dan sebagainya.
Padahal, kata dia, jika sarana penghubung lintas Kaltim ini baik, diperkirakan perjalanan PPU-Kutai Barat melalui Sotek-Bongan hanya membutuhkan waktu perjalanan selama 1-2 jam. Oleh karena itu lanjutnya, dirinya merasa prihatin dengan kodisi tersebut. Dengan tekad dan perjuangan yang besar, ia terus akan memperjuangan pembangunan jalan penghubung itu.
“Sejak awal menjadi Bupati PPU 2003 lalu, pembangunan jalan Sotek Bongan ini telah kami usulkan kepada Gubernur. Namun hingga kini pelaksanaannya tidak ada sama sekali dari Pemprov Kaltim. Padahal jika semua ini telah terlaksana akan menjadi fasilitas penghubung terbaik bagi masyarakat. Mereka dari Kutai Barat langsung terkoneksi melalui jalur Bongan-Sotek, kemudian terkoneksi dengan Jembatan Tol Teluk Balikpapan nantinya yang menyambungkan langsung menuju Bandara Internasional Sepinggan,” bebernya.
Ia menambahkan, Provinsi Kaltim adalah provinsi kaya di Indonesia. Namun, pembangunan insfrastruktur jalan menjadi persoalan utama di seluruh wilayahnya. Ia mengaku, jika dirinya memperoleh kepercayaan dari seluruh masyarakat di Kaltim untuk menjadi gubernur, yang menjadi prioritas utama pembangunan baginya adalah insfrastruktur jalan di seluruh wilayah Kaltim.
Menurutnya, kondisi daerah di Kaltim saat ini bisa dibilang telah menerima ketidakadilan selama puluhan tahun dari pemerintah pusat lantaran sumber daya alam (SDA) hampir seluruhnya tereksploitasi. Provinsi Kaltim merupakan penyumbang terbesar bagi pemerintah pusat, namun kondisi pembangunan insfrastruktur jalan di seluruh penjuru Kaltim dapat dikatakan belum memenuhi harapan, berbanding jauh dengan pembangunan insfrastruktur jalan di daerah-daerah di Pulau Jawa.
“Dengan kekayaan yang dimiliki Kaltim saat ini, berbanding terbalik dengan keadaan daerah kita saat ini. Kondisi jalan lintas Kaltim sebagian mengalami persoalan, berbanding jauh dengan jalan-jalan di Pulau Jawa sana. Bagaimana kalau Kaltim sudah tidak mempunyai sumber daya alam lagi ke depan? Kasihan anak-cucu kita pada era 2020 ke atas. Semua itu harus kita pikirkan,” ungkapnya.
Kata dia, luar Jawa tidak memperoleh perhatian yang proporsional dari pemerintah pusat, contohnya ya Kaltim. Padahal, jika dilihat secara teritorial luas Jawa hanya 5 persen dari luas seluruh Indonesia, tetapi 70 persen anggaran negara tersedot habis untuk Pulau Jawa.
“Suatu contoh kecil saja, jika setiap tahun Kaltim menyetor ke kas negara dari hasil migas sebesar Rp180 trilliun dan yang kembali ke Kaltim hanya antara Rp5-7 trilliun, maka bukankah ini sebuah penghisapan sumber daya alam ke Kaltim oleh pemerintah pusat?” kata Yusran.
Dengan kondisi ini, Yusran mengatakan sangat prihatin dan harus ada sebuah perubahan berarti di daerah ini. Terlebih kondisi sebagian SDA di daerah telah habis, hutan mulai gundul, batu bara habis dan berbagai kekayaan alam lainnya telah musnah, bagaimana nasib masa depan seluruh anak-anak di Kaltim, termasuk di Kabupaten PPU ini? Percuma mereka sekolah tinggi jika semua SDA telah habis.
“Kami selalu memikirkan pembangunan untuk masa depan anak-anak kita. Jujur saja, bila seluruh SDA ini telah tiada, apa yang akan digunakan untuk membiayai seluruh pembangunan di daerah? Misalkan pembangunan jalan, sekolah, rumah sakit, fasilitas air bersih dan sebagainya, yang semua itu memang harus dipersiapkan sejak saat ini untuk anak-anak kita mendatang memasuki tahun 2020,” kata dia. (adv/humas-ppu/hr)
Discussion about this post