KALAMANTHANA, Sampit – Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur yang berasal dari daerah pemilihan (dapil II) Kecamatan Mentawa Baru Ketapang melakukan reses memantau pembangunan di daerah tersebut.
Selain memantau sejumlah pembangunan yang sedang berjalan, reses ini juga menampung sejumlah aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui kepala desa lurah dan juga pihak kecamatan.
Supriadi, anggota DPRD Kotim dapil II mengatakan reses yang mereka lakukan di dapil II ini sejak beberapa hari kemarin setelah dijadwalkan mulai dari tanggal 23 hingga 25 dan tanggal 28 hingga 30 Agustus. Hari pertama pihaknya turun ke tingkat desa dan hari kedua karena ada kegiatan rapat masalah Karhutla di Dinas Lingan Hidup sehingga pada hari kedua camat pun sepakat untuk tidak melakukan reses dan kemudian hari ini (29/8) reses dilakukan memantau pelaksanaan sejumlah pembangunan yang saat ini tengah berjalan di antaranya pembangunan kantor Kecamatan MB Ketapamg, pembangunan Pasar Mangkikit, pembangunan rumah jabatan bupati, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sampit.
“Kami ingin pembangunan yang sedang berjalan ini seperti Pasar Mangkikit itu bisa cepat selesai, rumah jabatan bupati dan kantor kecamatan juga diharapkan tahun ini juga sudah rampung,” ujar Supriadi .
Hal senada juga diungkapkan M.Shaleh, anggota Komisi IV DPRD Kotim. Menurutnya yang berkembang beberapa hari ini di media bahwa pihaknya yang dituding tidak melakukan reses itu tidak benar. Pihaknya turun ke desa-desa dan pada hari pertama memang tidak ingin diekspos.
Dia juga mengatakan reses terahir pihaknya akan kembali memantau sejumlah infrastuktur jembatan, termasuk sport center yang sampai dengan saat ini pembangunan masih mangkrak.
“Kami harap di APBD Perubahan ini bisa lebih fokus untuk melanjutkan pembangunan yang belum atau sudah berjalan namun terhenti lanataran tidak dianggarkan oleh pemerintah daerah,” jelasnya.
Ditambahkan Shaleh jika tidak dilanjutkan pembangunan yang sebelumnya sudah dilakukan, maka berdampak besar terhadap kerugian daerah sendiri karena anggaran yang dikucurkan untuk membangun itu bukanlah uang yang sedikit.
Sport center, misalnya, anggaran yang sudah terkucur itu cukup besar. Berdasarkan data , sport centre itu rencananya dibangun di atas lahan seluas 100 hektare. Namun saat ini lahan hanya tersisa baru 60 hektare. Selebihnya mulai diklaim masyarakat akibat terbengkalai dan tidak terurus, sudah tujuh tahunan tidak terurus.
Di lokasi sport centre saat ini baru dibangun kolam renang dan sirkuit grasstrack. Kolam renang dibangun mulai tahun 2007 dengan nilai kontrak Rp1,5 miliar. Proyek kolam kembali dianggarkan pada tahun 2008 hingga 2011, berturut-turut sebesar Rp2,3 miliar, Rp1,9 miliar, Rp2,4 miliar, dan di tahun 2011 sebesar Rp1,3 miliar. Sementara tahun 2012 tidak dianggarkan.
Dana yang sudah digelontorkan untuk kolam renang sebesar Rp 9,8 miliar. Rencananya proyek di sport center tersebut bakal memakan dana Rp 30 miliar lagi. Di dalamnya ada kolam untuk umum, untuk bertanding, dan untuk anak- anak.
Satu-satunya fasilitas yang sudah bisa digunakan di sport center adalah sirkuit grasstrack. Sirkuit ini juga pernah digunakan untuk kompetisi tahun 2011 dan 2012. Sirkuit grasstrack ini dibangun sejak tahun 2008 dengan anggaran Rp2,3 miliar, dilanjutkan tahun 2009 disuntik dana Rp1,7 miliar, dan tahun 2012 sebesar Rp295 juta. Sementara tahun 2010 dan 2011 tidak dianggarkan lagi. Sejak dibangun tahun 2008 hingga 2012, sirkuit grasstrack ini sudah memakan dana Rp4,4 miliar.
Sedangkan anggaran pembangunan sirkuit ini secara keseluruhan bakal memakan dana Rp6 miliar. Jadi kekurangannya masih Rp1,5 miliar lebih. (joe)
Discussion about this post