KALAMANTHANA, Penajam – Tahun 2017 ini dapat dikatakan tahun berkah bagi seluruh petani di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Betapa tidak, karena pada tahun-tahun sebelumnya sebagian besar petani hanya mempu melakukan tanam padi sekali setahun, kali ini mereka mampu melakukan tanam hingga tiga kali setahun.
“Ini merupakan berkah yang patut kita syukuri. Karena biasa kami hanya bisa melakukan tanam sekali dalam setahun, tetapi untuk 2017 ini bisa tanam hingga tiga kali setahun. Alhamdulillah kami bersyukur sekali,” ungkap Suyitno, petani Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu.
Selama ini, kata Suyitno, petani di Kecamatan Babulu sebagian besar masih mengandalkan irigasi persawahan mereka dengan sistem tadah hujan, sehingga setahun biasanya petani di sana hanya sekali tanam. Namun untuk 2017 ini, curah hujan sejak awak tahun hingga akhir tahun 2017 ini masih cukup tinggi sehingga petani mampu melakukan tanam hingga tiga kali.
“Sebagian besar petani di sini saat ini telah memasuki tanam ketiga dalam tahun ini. Bahkan karena banyaknya petani yang melakukan panen, para petani di Kecamatan Babulu ini kekurangan tenaga terja untuk melakukan panen padi mereka sehingga masih mendatangkan tenaga kerja asal luar PPU untuk dipekerjakan,” jelas Suyitno.
Ia mengatakan hingga saat ini sebenarnya yang menjadi persoalan utama bagi petani di Kecamatan Babulu adalah irigasi bagi pertanian mereka. Jika terjadi musim kemarau yang cukup panjang, maka sebagian besar petani tidak dapat melakukan tanam padi.
Dirinya berharap solusi terbaik dari Pemerintah Daerah PPU maupun Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk irigasi pertanian di Kecamatan Babulu harus segera terwujud. Menurutnya walaupun pembangunan itu harus dikerjakan dalam jangka waktu yang panjang jika itu telah pasti tidak menjadi persoalan.
“Irigasi yang dilakukan melalui pipanisasi pertanian di Kecamatan Babulu selama ini dirasa juga masih kurang efektif bagi pertanian. Kami berharap pembangunan Bendungan Talake dapat yang merupakan gagasan Bupati PPU dapat terwujud. Walaupun pembangunannya dilakukan dalam waktu panjang 10-15 tahun ke depan tidak menjadi persoalan asal segera dimulai untuk anak cucu kami nanti,” ungkapnya.
Sementara itu petani lainnya, Dahlan asal Desa Sumber Sari, Babulu Darat mengatakan sesungguhnya petani walaupun tidak melalui pembelajaran, sebagian besar telah mengerti tentang bertanam yang baik. Hanya saja, persoalan air hingga saat ini masih menjadi masalah utama bagi petani di Kecamatan Babulu.
“Ya kami bersyukur tahun ini curah hujan di PPU cukup tinggi, sehingga petani dapat melakukan tanam hingga tiga kali setahun. Kita bersyukur sekali, namun kami berharap ada solusi terbaik dari pemerintah untuk irigasi pertanian kita, khususnya jika musim kemarau sedang berlangsung,” ungkapnya.
Dalam bincang-bincang ini, Dahlan mengatakan dirinya mengelola atau memiliki lahan padi seluas 5 haktare. Pada tahun 2017 ini setiap hektare sawah miliknya mampu menghasilkan 80 karung gabah kering dengan estimasi setiap karung berisi 50 kilogram gabah kering dengan harga Rp3.500 rupiah/kilogram. (adv/humas-ppu/hr)
Discussion about this post