KALAMANTHANA, Muara Teweh – DPRD Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mengultimatum perusahaan besar sawit (PBS) PT Antang Ganda Utama (AGU) segera menyelesaikan masalah dengan koperasi dan masyarakat sekitar lokasi perkebunan.
Jika tidak, maka DPRD bisa saja mengeluarkan rekomendasi, seperti tercantum dalam poin ke-4 kesimpulan hasil rapat dengar pendapat (RDP) antara DPRD, PT AGU dan pihak-pihak terkait di Muara Teweh, Selasa (19/9/2017). Rekomendasi apa? Kemungkinan besar penutupan sementara. “Kita rekomendasikan untuk kegiatan PT AGU dihentikan sementara,” ujar anggota DPRD Barut Mustafa Joyo Muchtar (Partai Gerindra), ketika diberi kesempatan bicara.
Usulan penghentian sementara kegaitan PT AGU ini bukan hanya terlontar di gedung DPRD, tetapi benar-benar juga terjadi di lapangan. Manajer Legal dan Lisensi PT DSN (pengelola kebun PT AGU) Sulistiyono mengakui, sejak 13 September 2017 perusahaannya tidak bisa beroperasi di atas lahan seluas 5.500 hektare yang berada di tujuh desa dalam wilayah Kecamatan Gunung Timang, karena masalah dengan masyarakat belum klir.
Selain mengeluarkan rekom jika masalah belum selesai, DPRD Barut juga meminta PT AGU/DSN segera mengembalikan hak-hak karyawan (di luar kasus yang sudah bersifat inkracht) yang di-PHK pada 2016, segera memperbaiki jalan di areal Koperasi Bina Mitra Utama Desa Sikui dalam waktu sebulan, dan seminggu setelah RDP ini menyelesaikan masalah dengan Koperasi Desa Sikui, Hajak, dan Desa Sikan difasilitasi kecamatan dan dua organisasi perangkat daerah dalam tenggat waktu dua bulan.
Beberapa anggota DPRD Barut yakni Helma Nuari Fernando (PDI Perjuangan), Nurul Ainy (PPP), Abri (PPP), Purman Jaya (PKB) turut pula mengkritisi PT AGU dalam RDP yang dipimpin Henny Rosgiaty Rusli ini. Mereka menyayangkan sikap PT AGU yang selalu berganti manajemen dan tidak pernah tuntas menyelesaikan masalah.
Menanggapi ‘serangan’ anggota DPRD Barut, dua petinggi DSN Sulistiyono dan Syukri berjanji, secara perlahan dan bertahap menyelesaikan masalah-masalah antara PT AGU dengan warga sekitar lokasi kebun. “Kami tidak pernah menyerah dan akan membuka diri untuk penyelesaian,” janji Syukri. (mki)
Discussion about this post