KALAMANTHANA, Muara Teweh – Program literasi yang didengungkan pemerintah perlu didukung kerja keras semua komponen. Seperti di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, literasi masih jauh panggang dari api, karena minat warga untuk membaca dan ke perpustakaan saja masih rendah.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Barut Edy Nugroho mengakui, pihaknya harus bekerja keras demi menyukseskan program literasi di daerah ini. Literasi adalah kemampuan mengolah dan memahami informasi saat membaca dan menulis.
Kenyataan saat ini, lanjut Edy, dari sekitar total 150 ribu penduduk Barut, tercatat hanya sekitar 2.500 orang menjadi anggota perpustakaan dan intens menggunakan fasilitas di perpustakaan daerah. “Selain membaca dan meminjam buku, kami sediakan pula fasilitas internet dan pembelajaran komputer, supaya warga gemar ke perpustakaan,” ujarnya kepada KALAMANTHANA, Sabtu (23/9/2017).
Menurut Edy, pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, beberapa sekolah dalam kota, dan pemerintah desa, sehingga para pelajar dan warga bisa memanfaatkan buku-buku di perpustakaan maupun melalui perpustakaan keliling. Saat ini pihaknya sedang giat menyosialisasikan perpustakaan sekolah terutama di tingkat sekolah dasar.
Kondisi terkini di Perpustakaan Daerah Barut, kata Edy, jumlah buku yang tersedia sebanyak 8 ribu judul dengan jumlah eksemplar sebanyak 18 ribu. Para anggota perpustakaan dapat meminjam dua judul buku dengan durasi selama 2 sampai dengan enam hari. Perpustakaan Daerah Barut terus berupaya memperbaiki dan melengkapi koleksi buku termasuk pengelolaan oleh para profesional di tengah situasi anggaran yang relatif terbatas. “Kita semua berkepentingan meningkatkan angka literasi karena secara umum di Asean saja angka literasi Indonesia tergolong rendah. Mari kita mulai dari hal-hal kecil di daerah, misalnya memperkenalkan anak dengan buku-buku cerita, lalu suruh dia menceritakan apa yang dilihat dan dibacanya,” katanya. (mki)
Discussion about this post