KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pulang Pisau mengungkapkan pihaknya akan memfasilitasi para wartawan di wilayah Bumi Handep Hapakat yang akan melaporkan oknum ASN Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang dianggap melecehkan wartawan beberapa waktu lalu.
“Kita siap kapan saja memfasilitasi pihak-pihak wartawan yang merasa dilecehkan oleh oknum dari Kesbangpol Provinsi kemaren ke pihak berwajib. Karena perbuatannya itu sungguh-sungguh tidak mengenakan, tidak menghargai profesi kami,” kata Ketua PWI Pulpis, Adi Waskito
Ketegangan antara awak media yang bertugas di Pulpis dengan oknum ASN Kesbangpol Provinsi itu dimulai saat awak media meminta izin untuk meliput kegiatan Sosialisasi Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) yang digelar Kesbangpol Kalteng di Aula Bappeda Litbang Pulpis, Kamis (19/10) kemaren.
Bukan izin yang diberikan oleh oknum berinisial SN itu, melainkan kata-kata yang kurang mengenakan dan tidak seharusnya dilontarkan seorang yang berpendidikan.
“Ketidaknyaman beberapa awak media tersebut dikarenakan SN menyebut bahwa panitia tidak mengundang awak media untuk meliput kegiatan tersebut. Komentar tersebut membuat ketidaknyamanan beberapa awak media yang hadir,” kata Adi.
Adi Waskito mengatakan menelaah dari masukan wartawan yang bertugas di lapangan, tidak seharusnya oknum SN mengeluarkan kata-kata tersebut. Wartawan dibawah kode etik berhak menjalankan tugas jurnalisnya berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
“Kegiatan itu dihadiri oleh Bupati Pulang Pisau, jadi para awak media setempat memiliki kebanggaan bisa ikut serta meliput kegiatan tersebut,” ucap Adi Waskito.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Wakil Sekretaris PWI Pulpis M Yakin Efendi, oknum SN juga menantang tidak takut diberitakan. Selain bisa menjadi terkenal akibat perbuatannya itu, ia juga menyebut berteman dekat dengan Ketua PWI Kalimantan Tengah, Sutransyah.
Dikatakan Adi Waskito, hal tersebut seharusnya tidak patut diungkapkan karena orang menilai dalam setiap tindak tanduk dan perbuatan yang dilakukannya selalu mengandalkan atau menjual nama para pejabat dan petinggi sebagai tempat terlindung.
“Apabila perbuatan tersebut tidak diintropeksi oleh yang bersangkutan, tentu setiap perbuatan yang dilakukannya akan selalu memandang remeh orang lain,” ungkapnya.
Sementara itu menurut para wartawan yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan itu, nada bicara SN yang bertugas menjaga buku tamu itu dianggap sangat kasar dan sombong.
Sehingga niat wartawan yang ingin menyampaikan kegiatan yang dihadiri tokoh Kalteng Agustin Teras Narang sirna. Padahal kehadiran mantan Gubernur Kalteng dua periode itu menjadi daya tarik bagi awak media.
“Perlakuan yang tidak mengenakkan membuat kami enggan untuk berlama-lama di acara itu, apalagi oknum panitia terang-terang mengatakan tidak mengundang media dan media bukan peserta dalam kegiatan itu,” kata Bangun Sugito.
Hal senada juga disampaikan James, wartawan lainnya, yang sempat terjadi perdebatan dengan oknum SN tersebut. “Kami datang tidak untuk meminta uang. Kami hanya ingin dihargai. Kalau masalah ini dibiarkan, maka profesi kami sebagai wartawan akan direndahkan,” ucap James yang juga pengurus PWI Pulpis. (app)
Discussion about this post