KALAMANTHANA, Palangka Raya – Masyarakat Kabupaten Barito Utara, khususnya para guru wajar berbangga, karena salah satu putra terbaik Bumi Iya Mulik Bengkang Turan di bidang pendidikan, Esdi Pangganti dipercayakan menakhodai Asosiasi Guru Kimia Indonesia (AGKI) Cabang Provinsi Kalimantan Tengah.
Esdi terpilih berdasarkan kepercayaan yang diberikan guru-guru kimia se-Kalteng, pada pertemuan di Aula Rahan Universitas Palangka Raya, beberapa hari yang lewat. “Terima kasih kepada semua atas keercayaan yang diberikan kepada saya untuk memimpin AGKI Kalteng. Organisasi ini akan berperan dalam meningkatkan kualitas SDM untuk guru-guru kimia di Kalteng. Bersama kita pasti bisa,” ujar Esdi Pangganti di Palangka Raya.
Berbicara tentang mata pelajaran kimia, Esdi menjelaskan kimia sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sukar pada jurusan ilmu-ilmu alam (IA), lebih lagi jika diberikan pada jurusan ilmu-ilmu sosial (IIS) sebagai mata pelajaran lintas minat. Rata-rata siswa memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Selain itu siswa terlihat kurang aktif dan tidak mempunyai motivasi yang baik.
Hal tersebut dimungkinkan karena siswa merasa kimia merupakan mata pelajaran lintas minat, yang tidak mempunyai pengaruh signifikan pada penjurusan ilmu-ilmu sosial (IIS). Fenomena tersebut dapat diamati ketika proses PBM berlangsung beberapa siswa nampak kurang berminat dan tidak bisa memfokuskan dirinya untuk mempelajari materi yang sedang dipelajari.
“Begitu juga saat proses diskusi berlangsung, siswa cenderung tidak terlibat dan mempunyai respon yang rendah. Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh model atau metode mengajar yaitu bagaimana cara guru menyampaikan materi yang akan diajarkan,” katanya.
Esdi Pangganti yang juga merupakan Gupres Kalteng Tahun 2015 menyampaikan metode pembelajaran Leaderless Group Discussion (LGD) bagus diterapkan. LGD adalah diskusi kelompok tanpa penunjukkan seorang pemimpin, yang memungkinkan setiap anggota kelompok memanifestasikan potensinya, dimodifikasi seperti Penjaga Stand Pameran.
“Dalam simulasi tersebut dapat diamati kemampuan seseorang dalam mengarahkan dan memimpin kelompok, kemampuan menjelaskan gagasan sehingga bisa diterima orang lain, kemampuan determinasi, dan lainnya,” kata Ketua MGMP Kimia Kabupaten Barito Utara ini.
Esdi Pangganti juga mengatakan, apa yang disampaikannya merupakan pengalaman pribadinya (best practice) dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik di sekolahnya agar mencintai dan merasa memiliki mata pelajaran kimia, walaupun bukan merupakan pelajaran jurusan atau minatnya, serta hal ini sudah ditulisnya dalam bentuk laporan lengkap Class Action Research (CAR) sebagai muara dari pengalaman-pengalaman yang dialaminya.
“Pengalaman-pengalaman seperti yang saya alami sendiri, sebaiknya didokumentasi dan ditulis hingga bisa membuahkan karya yang bisa dipakai selanjutnya sebagai dokumen bagi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Best Practice dahulu baru jadikan PTK. Hal ini juga sudah saya sampaikan pada Seminar Nasional Sains tahun ini,” tambah Esdi Pangganti yang juga merupakan Ketua Forum Guru Meneliti (FGM) Kabupaten Barut ini. (ss)
Discussion about this post