KALAMANTHANA, Muara Teweh – Duka mendalam dirasakan Rena Susanti. Wanita berusia 35 tahun itu kini harap-harap cemas apakah Nur Afikah, putrinya yang tenggelam di Sungai Barito bisa diselamatkan.
Ketika disambangi KALAMANTHANA di kediamannya, sebuah rumah lanting terapung di kawasan Desa Jingah, Kecamatan Teweh Baru, Minggu (19/11/2017), mata Rena terlihat masih sembab. Saat bercerita tentang putrinya itu, istri dari Ginti ini tak kuasa menahan linangan air matanya.
Fakta baru yang cukup menyayat adalah Nur Afikah ternyata terbawa arus Sungai Barito tepat pada hari ulang tahunnya. Di hari naas, Sabtu (18/11) itu, Nur Afikah tepat berusia empat tahun.
“Nur Afikah itu anak bungsu kami dari dua bersaudara. Peristiwa itu terjadi tepat di hari kelahirannya kemarin. Dia hilang, diperkirakan tercebur ke sungai,” sebut Rena dengan suara rendah dan sesegukan.
Rena sendiri, pada kesempatan sebelumnya, menyatakan kejadian tersebut berlangsung sangat cepat. Dia tak bisa menjangkau anaknya yang terseret arus dan langsung berteriak minta tolong.
Pencarian terhadap Nur Afikah terus dilakukan tim gabungan antara lain beranggotakan aparat kepolisian dan BPBD Barito Utara dengan dibantu warga setempat. Hujan dengan intensitas tinggi cukup menyulitkan upaya tim.
“Pencarian akan terus kita lanjutkan. Saya berharap korban bisa secepatnya kita temukan. Kami mohon doa kepada masyarakat Barut agar pencarian ini bisa secepatnya membuahkan hasil,” ujar Kaposek Teweh Tengah, AKP Guntur Tribawono yang memimpin upaya pencarian korban.
Sehari sebelumnya, pencarian korban berlangsung hingga tengah malam, sekitar pukul 22.00 WIB. Namun, sampai saat itu, Nur Afikah belum berhasil ditemukan.
Tim yang dibantu masyarakat setempat dengan mengunakan klotok (perahu kecil bermesin) dikerahkan sebanyak delapan unit untuk melakukan pencarian. Tapi usaha mereka belum membuahkan hasil.
“Ada satu unit speed boat patroli dari Polres Barito Utara yang menyisir DAS Barito untuk mencari keberadaan Nur Afikah,” ujar Guntur kepada wartawan di Muara Teweh, Minggu (19/11/2017).
Ditambahkannya kendala di lapangan saat ini adalah cuaca yang buruk dan debit air yang semakin tinggi. Kondisi alam inijadi tantangan untuk tim melakukan penyisiran.
Nur Afikah tenggelam di aliran Sungai Barito, tepatnya di sebuah rumah lanting terapung di bawah sekolah SDN 4, dekat jembatan Barito, di Desa Jingah, Kecamatan Teweh Baru, Sabtu pagi. Kejadian tengelamnya anak itu diperkirakan sekitar jam 08.30 WIB.
Nur Afikah, sebelum kejadian itu, masih sempat berkeinginan membantu orang tuanya. Sabtu (18/11) pagi itu, menurut keterangan Mahpudin, warga Teweh Baru, Nur Afikah sebenarnya punya rencana baik.
“Pagi itu dia hendak mencuci baju miliknya sendiri. Dia hanya mengenakan celana dalam saja, maklum masih bocah. Entah bagaimana, bisa saja karena terpeleset, bocah itu langsung tenggelam dibawa arus Sungai Barito,” sebut Mahpudin yang berada di lokasi kejadian. (atr)
Discussion about this post