KALAMANTHANA, Muara Teweh – Mungkin ini cara lain untuk merayakan Hari Guru yang jatuh pada 25 November 2017. Guru SMAN 4 Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah, Esdi Pangganti melatih dan memotivasi para muridnya untuk mengubah bahan-bahan daur ulang menjadi mozaik bernuansa etnik Dayak.
Esdi mengatakan, bahan-bahan daur ulang yang dipakai dalam praktik prakarya menjadi mozaik bernuansa etnik Dayak antara lain pecahan kaca, pecahan keramik, pecahan tempurung kelapa, upis kulit pisang kering, cangkang telur, kayu, rotan, lidi, triplek bekas bangunan, dan bahan lainnya.
“Kegiatan bersama murid ini sejalan dengan kurikulum 2013, di mana mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA. Kewirausahaan sangat dibutuhkan pada abad ke-21, sebab dukungan sumber daya alam kian terbatas. Jiwa dan semangat kewirausahaan dapat dibentuk dan diasah sejak remaja, sehingga menghasilkan manusia inovatif,” ujar guru Berprestasi Tingkat Provinsi Kalteng 2015 ini.
Menurut Esdi, pembelajaran prakarya dan kewirausahaan bagi murid SMA mencakup aktivitas dan materi pembelajaran secara utuh sehingga dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menciptakan karya nyata, menciptakan peluang pasar, dan kegiatan bernilai ekonomi dari produk dan pasar tersebut.
Dalam pelajaran prakarya dan kewirausahaan, lanjut Esdi, ada beberapa sifat yang perlu dikembangkan dari dalam diri murid antara lain percaya diri, kreativitas, tekun, jujur, pantang menyerah, dan kerjasama. Pembelajaran dirancang berbasis aktivitas terkait karya-karya yang ada di sekeliling seperti karya kerajinan, karya teknologi, karya pengolahan, dan karya budidaya dengan contoh tema-tema populer yang sesuai bagi peserta didik. (mki)
Discussion about this post