KALAMANTHANA, Muara Teweh – Banjir terus saja terjadi diberbagai wilayah di Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah. Kali ini di Desa Benangin I, II, III, dan V, Kecamatan Teweh Timur. Akibatnya ratusan rumah terendam air, tetapi para pelajar tetap nekat menerjang banjir supaya bisa ikut ujian semester.
Kapolres Barut AKBP Dostan Matheus Siregar melalui Kapolsek Teweh Timur Ipda Anis mengatakan, akibat luapan Sungai Benangin dan Sungai Teweh, Sabtu (9/12/2017) ada empat desa di Kecamatan Teweh Timur terendam banjir. Kondisi di Desa Benangin I ketinggian air bervariasi, dari 1,5 meter sampai 2 meter. Rumah sekitar 250 warga dan sebuah gereja terendam air.
Adapun di Desa Benangin II sebanyak 135 rumah warga dan dua buah gereja terendam air dengan ketinggian air antara empat meter sampai tujuh meter, Desa Benangin III sebanyak 15 rumah warga terendam air dengan ketinggian air antara 1,5 meter sampai 2 meter sampai tujuh meter, dan Desa Benangin V sebanyak 250 rumah warga dan sebuah masjid terendam air dengan ketinggian air antara 1,5 meter sampai 2,5 meter.
Selain rumah warga, tambah Anis, banjir juga terjadi di sekitar Jembatan Benangin II, Jalan Poros Kalteng – Kaltim dengan debit air mencapai 3.5 meter. Di Jembatan Jalan 76 ketinggian air sekitar 2,5 meter sehingga menggenangi jalan dan jembatan. Sedangkan di jembatan gantung penghubung Desa Benangin V menuju ke Desa Benangin II ketinggian air mencapai sekitar satu meter.
Menurut Anis, pihaknya telah melakukan sejumlah tindakan kepolisian, seperti menghimbau warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, membuat rak-rak yang tinggi untuk menyimpan barang-barangnya, menghimbau kepada pengendara yang melintas jalan poros Kalteng-Kaltim tidak melewati atau menyeberang karena debit air di Jembatan Benangin masih tinggi, menyarankan masyarakat untuk memarkir kendaraan di halaman Mapolsek agar lebih aman, patroli dan monitoring desa yg terkena banjir, dan mendirikan posko atau dapur umum.
“Rumah yang terendam akibat luapan air Sungai Teweh dan Sungai Benangin berada di dataran rendah di bantaran sungai. Sebagian besar warga korban banjir masih bertahan di rumah masing-masiing karena menjaga barang-barang mereka dengan cara tidur di atap dan di lantai dua bagirumah bertingkat,” katanya.
Salah seorang guru bernama Wawey L Riwayat mengapresiasi semangat para pelajar di Benangin yang tetap bersemangat ke sekolah demi ikut ujian semester, meski rumah mereka dikepung banjir. “Beberapa pelajar berpakaian Pramuka tetap turun karena hari ini hari terakhir ujian semester. Mungkin beberapa lainnya harus mengikuti ujian susulan,” ujar Wawey dalam laman fb-nya.(mki)
Discussion about this post