KALAMANTHANA, Jakarta – Setelah era Harmoko, kini lembaga terhormat DPR RI kembali dipimpin seorang yang pernah bergelut pada profesi kewartawanan. Dia adalah Bambang Soesatyo yang didapuk menggantikan Setya Novanto.
Bamsoet, sapaan akrabnya, diangkat jadi Ketua DPR sisa periode hingga 2019 setelah rapar paripurna DPR RI mengesahkannya. Paripurna pengesahan dilakukan sebagai tindak lanjut dari surat Fraksi Partai Golkar terkait pergantian Ketua DPR.
“Apakah pergantian Ketua DPR dari Setya Novanto ke Bambang Soesatyo dapat disetujui,” kata Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dalam Rapat Paripurna DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (15/1/2018).
Setelah itu sebanyak 307 anggota DPR yang hadir dalam Rapat Paripurna menyatakan setuju pengangkatan Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR.
Dalam kesempatan itu, anggota Fraksi Partai Demokrat Michael Wattimena melakukan interupsi, menegaskan Ketua DPR yang baru harus menjaga marwah dan wibawa lembaga yang merepresentasi rakyat.
Hal itu, menurut dia, disebabkan selama interval tiga tahun, DPR RI memiliki tiga anggota DPR sehingga harkat dan martabat institusi harus dijaga.
“Kami sambut gembira dengan kekeluargaan ada Ketua DPR baru yang dilantik, namun harus jaga marwah dan wibawa lembaga yang kita cintai ini,” ujarnya.
Setelah itu, Bambang Soesatyo mengucapkan sumpah dan janji dengan dibimbing Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali.
Bambang, salah satu vokalis DPR itu, adalah politisi yang mengawali kariernya dari dunia kewartawanan. Dia pernah menjadi wartawan di harian Prioritas yang dibredel Harmoko dan majalah Vista. Terakhir, Bamsoet menjadi pemimpin redaksi harian Suara Karya, koran yang didirikan pentolan Partai Golkar.
Dia mengikuti jejak Harmoko dan Adam Malik, wartawan yang pernah memimpin lembaga wakil rakyat itu. Harmoko adalah Ketua DPR di akhir era Orde Baru dan pernah menjadi wartawan Pos Kota selain jadi Ketua PWI Pusat. Sedangkan Adam Malik yang pernah menjadi Ketua DPR itu adalah salah satu pendiri kantor berita Antara. (ik)
Discussion about this post