KALAMANTHANA, Surabaya – Bergiliran kepala daerah masuk jerat Komisi Pemberantasan Korupsi. Dari Tegal, Kutai Kartanegara, Hulu Sungai Tengah, Jambi, dan kini Jombang.
Adalah Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko yang kini jadi pasien baru KPK. Dia terjaring dalam operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Antirasuah, Sabtu (3/2/2018). Penangkapan dilakukan atas dugaan penerimaan sejumlah uang.
“Iya, benar,” kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah. KPK sendiri menangkap dua orang, salah satunya Nyono.
Dia juga menyebut penangkapan terkait penerimaan sejumah uang. Soal jumlah dan juga terkait proyek apa, Febri masih belum mau mengungkapkan. “’Penerimaan uang terkait jabatan yang bersangkutan,”’ kata Febri.
Kuat dugaan, penangkapan terhadap Nyono terkait proyek masalah kesehatan. Pasalnya, tim penyidik KPK sempat melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah dokter. Di antaranya, Plt Kepala Dinas Kesehatan, kemudian seorang kepala Puskemas berinisial O. Tim KPK juga sempat mendatangi rumah seorang dokter yang ada di komplek perumahan belakang RSUD Jombang.
Plt Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas diperiksa di salah satu ruangan Polres Jombang mulai sore. Sekitar pukul 20.00 WIB, dokter perempuan tersebut meninggalkan kantor polisi.
Hanya saja, dia enggan berkometar ketika ditodong pertanyaan wartawan. “Tidak…tidak,” kata perempuan ini sembari memasuki mobil.
Dalam OTT tersebut, KPK menyita sejumlah uang. Selain Nyono, KPK juga menangkap ajudannya.
Golkar mengaku prihatin atas penangkapan terhadap kadernya tersebut. Sebelumnya Golkar sudah menginstruksikan seluruh kadernya untuk menjauhi tindakan tidak terpuji seperti korupsi.
Meski begitu, Golkar menunggu penjelasan resmi dari KPK soal OTT ini. Jika terbukti, Golkar akan memberi sanksi terhadap Nyono sebagai kader Golkar.
“Kita menunggu penjelasan resmi KPK atas peristiwa OTT itu. Bagaimana kejadiannya dan dalam kasus apa,” Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily. (ik)
Discussion about this post