KALAMANTHANA, Pontianak – Adakah Ustaz Hamzah, salah satu korban kecelakaan maut di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kotawaringin Timur, sudah melihat takdirnya yang semakin dekat? Pesannya sebelum berangkat meninggalkan Sungai Pinyuh, sungguh memberi isyarat ke arah itu.
Isyarat itu diungkapkan adik kandungnya, Malik. Menurut Malik, kakaknya sudah menyampaikan amanah jika terjadi sesuatu terhadap dirinya, terutama bila maut menjemput.
“Jika terjadi musibah dan meninggal di perjalanan, jenazah dimakamkan di daerah tempat kejadian. Begitu amanah almarhum,” ujar Malik seperti dilansir Antara.
Ustaz Hamzah termasuk salah satu dari 11 korban kecelakaan maut di pagi hari itu. Dia adalah penumpang yang berada di mobil pikap dari arah Sampit menuju Palangka Raya dan bertabrakan dengan mobil dump truk pengangkut semen yang datang dari arah sebaliknya.
Malik menyebutkan, kakaknya ikut dalam rombongan asal Kalimantan Barat yang akan menghadiri ijtima atau pertemuan tahunan Jamaah Tabligh di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Ustaz Hamzah adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Dia alumni Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Almarhum belajar di pesantren itu selama empat tahun. “Sejak SMA almarhum sudah kesana (pesantren). Juga pernah di pesantren Tambak Beras, masih di Jombang,” katanya.
Ustadz Hamzah selama ini dikenal keluarga tidak memiliki riwayat penyakit. “Berangkat dalam keadaan sehat, tak ada sakit,” katanya lagi.
Hamzah lahir tahun 1977 dan Malik lahir tahun 1979. “Saya adik langsung, usia kami beda dua tahun,” katanya.
Saat ini, jenazah sudah dimakamkan oleh teman-temannya yang ikut dalam rombongan tersebut yang dalam keadaan selamat. “Jadi kami serahkan kepada teman-teman disana untuk mengurus jenazah kakak saya,” katanya menjelaskan.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar pukul 06.00 WIB, terjadi tabrakan di Jalan Tjilik Riwut km 32 Desa Pundu antara sebuah dumptruk pengangkut semen dengan mobil pikap bermuatan 14 penumpang. Informasinya, rombongan tersebut merupakan jemaah pengajian dari Pontianak Kalimantan Barat yang hendak menghadiri sebuah tabligh akbar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Mobil pikap dengan nomor polisi KB 8629 berasal dari Pontianak menuju arah Palangka Raya dengan muatan 14 penumpang, sedangkan mobil dump truk bermuatan semen dengan nomor polisi DA1983 TN yang dikemudikan Ahmad Rudianur warga Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur, melaju menuju arah Sampit.
Kerasnya tabrakan membuat mobil langsung terbakar dan menyebabkan korban meninggal di tempat kejadian. Sebagian besar korban meninggal akibat terbakar dan luka-luka.
“Mobil pikap itu dinaiki 14 orang. Korban meninggal 11 orang dan tiga lainnya dirujuk ke rumah sakit di Kabupaten Katingan,” ujar Kapolres Kotim, AKBP Muchtar Siregar.
Adapun 11 korban meninggal adalah Al Huda (30), Iyus (28), Marwan (40), Aulia (25), Jono (55), Agus (50), Hamzah (41), Iwan (35), Mukmin (40), Agus (35) dan Mr X alias sopir pikap yang belum diketahui identitasnya. Sedangkan tiga korban yang dirujuk ke rumah sakit Kasongan Kabupaten Katingan adalah Dedi Mulyadi (45), Hanafi (30) dan Lukman (26). (ik)
Discussion about this post