KALAMANTHANA, Samarinda – Calon Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Nusyirwan Ismail, meninggal dunia di RSUD AW Syahranie, Selasa (27/2/2017) ini. Selama hidupnya, dia dikenal sebagai sosok birokrat dan pendidik.
Nusyirwan Ismail sendiri adalah orang ketiga yang menjadi Wakil Wali Kota Samarinda dalam sejarah kota tersebut. Dia, dalam dua periode masa tugasnya, selalu setia mendampingi Syaharie Jaang yang menjadi Wali Kota.
Pria kelahiran Samarinda, 24 Oktober 1959 ini pertama kali terpilih sebagai Wakil Wali Kota Samarinda mendampingi Jaang pada Pilkada Samarinda 2010. Kemudian, tiga tahun lalu, duet keduanya kembali memenangkan kontestasi demokrasi di Kota Samarinda itu.
Sehati memimpin Samarinda, proses politik memaksa Jaang dan Nusyirwan berpisah menjelang Pilkada Kalimantan Timur ini. Syaharie Jaang menjadi calon Gubernur Kaltim bersama putra gubernur petahana, yakni Awang Ferdian. Sementara Nusyirwan, di saat-saat terakhir, menerima lamaran Andi Sofyan Hasdam, politisi Partai Golkar, untuk mendampinginya di Pilkada Kaltim.
Sebelum terjun ke dunia politik, nama Nusyirwan sudah dikenal di dua jalur pengabdian, pendidik dan birokrasi. Insinyur teknik elektro lulusan Institut Teknologi Surabaya (ITS) ini mengawali karier birokrasinya dengan staf pada Proyek UPDP/UNIDO di Departemen Perindustrian pada 1984 lalu. Dia kemudian naik menjadi Kasi Bimbingan Produksi bidang Industri Dasar dan kemudian Kasi Bimbingan Sarana bidang Industri Dasar. Di sela-sela waktunya sebagai birokrat, Nusyirwan pun menjadi Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Universitas 18 Agustus Samarinda.
Karier Nusyirwan menanjak setelah dia dipercaya menjadi Plt Kakanwil Depperindah Kaltim pada 2000 lalu dan kemudian ditetapkan sebagai Kepala Dinas Perindah dan Koperasi Kaltim setahun kemudian. Sempat menjadi Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah Kaltim, dia kemudian menjadi Asisten II Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Sosial Setprov Kaltim.
Di dunia pendidikan, selain pernah jadi Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Untag Samarinda, Nusyirwan sempat pula jadi dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Samarinda serta pembina Pondok Pesantren Tunas Bangsa. (hr/myu)