KALAMANTHANA, Palangka Raya – Untuk meningkatkan jumlah produksi tanaman, khususnya cabai dan bawang merah sehingga berdampak pada kestabilan harga, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Tengah membangun screen house (rumah kasa) untuk Kelompok Tani.
Adapun kelompok tani yang yang terima screen house senilai Rp250 juta tersebut yaitu, Kelompok Tani Bina Lestari di Desa Kameloh, Kalamapangan, Kota Palangka Raya. Hal itu juga sekalian untuk kesejahteraan petani/masyarakat serta mengurangi ketergantungan produk dari luar daerah Kalimantan Tengah.
“Latar belakang diberikannya screen house karena Kalteng merupakan daerah dengan kondisi cuaca yang tergolong ekstrim, sehingga mempengaruhi hasil produksi tanaman”, kata Kepala Tim Advisori dan Pengembangan Ekonomi, BI Kalteng, Setian di Palangka Raya, Kamis (5/4/2018).
Menurutnya, jika hal tersebut berhasil dilakukan, maka BI akan menawarkan kepada Pemerintah Daerah khususnya intansi terkait untuk menerapkan metode yang sama. Pasalnya tak dipungkiri, selama ini, lima komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni daging ayam ras, daging sapi, padi, cabai dan bawang merah.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PHPS) di Kota Palangkaraya hingga 4 April 2018, BI Kalteng mencatat harga cabai cenderung merangkak. Tingginya level permintaan dan gangguan pada sentra produksi dinilai menjadi penyebab terjadinya peningkatan harga tersebut
Konsep screen house lebih mengarah kepada metode protektif. Tanaman-tanaman yang dibudidayakan ditanam di dalam screen house dan ini lebih melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Selain itu meskipun cuaca ekstrem, tanaman dalam screen house, kondisi suhu dan kelembaban tetap terjaga. (tva)
Discussion about this post