KALAMANTHANA, Penajam – Longsor yang melanda Desa Telemow, Kecapatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, meruntuhkan 15 rumah warga. Untungnya, tak ada korban jiwa. Antisipasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU patut diacungi jempol.
Tiga hari sebelum longsor yang terjadi pada Rabu (11/4/2018) sekitar pukul 04.20 Wita itu, BPBD PPU sudah ada di lokasi kejadian. Mereka mulai memetakan kemungkinan terjadinya pergerakan tanah. Lewat pemetaan dan imbauan BPBD, kewaspadaan warga menjadi tinggi sehingga tak ada korban jiwa pada peristiwa ini.
Kepala Sub Bidang Logistik dan Perlengkapan BPBD Penajam Paser Utara, Nurlaila mengatakan sekitar 15 rumah yang ambruk, baik di RT 7 dan RT 6. Ada juga yang belum ambruk, tetapi sudah mulai tersentuh longsor, yakni di RT 6 empat rumah dan di RT 7 empat rumah serta dua fasilitas umum yakni masjid dan taman kanak-kanak (TK).
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Sudah ada antisipasi BPBD PPU dari awal. Sejak tiga hari sebelum kejadian kita sudah prediksikan ketika terjadi keretakan,” terang Nurlaila, Rabu (11/4/2018).
Menurut dia kejadian awal terjadi pergeseran keretakan tanah dengan panjang retakan di sisi permukaan tanah mencapai sekitar 60 sampai 70 meter dengan lebar retakan 4-6 centimeter, kedalaman retakan tersebut sekisar 15 sentimeter di mana daerah tersebut adalah jurang.
“Menurut informasi lokasi itu merupakan tanah uruk yang dijadikan tanah jalan dan juga curah hujan yang cukup tinggi. Kita sudah melakukan tanggap darurat, pemenuhan kebutuhan logistik, kemudian pemulihan transisi, baik mental maupun kesehatan, karena banyak yang trauma. Ke depan kita akan melakukan relokasi rumah,” tuturnya.
Seperti diketahui, retakan pergeseran yang cukup lebar dan dalam mengakibatkan longsor di km 6 Desa Telemow, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Sejumlah 15 rumah ambruk. Tercatat 12 rumah ambruk di RT 06 dan tiga lainnya runtuh di RT 07.
BPBD PPU mencatat pemilik rumah di RT 6 yang ambruk antara lain Hariyanto, Edi Junaidi Samirun, Liantra, Sutrimo, dan Bachtiar. Sedangkan di RT 07, tiga rumah yang ambruk adalah milik Kuswito, Sunardi, dan Paryanto.
Sebelumnya, BPBD juga melansir sejumlah lokasi yang rentan terhadap longsoran di dua desa di Kecamatan Sepaku. Di Desa Telemow pada dua RT tersebut, jumlah terdampak yang terancam pergerakan tanah mencapai 13 kepala keluarga dengan 37 jiwa, sedangkan di RT 07 sebanyak 3 kepala keluarga dengan 10 jiwa. Selain itu, ancaman longsor juga bisa terjadi di Kelurahan Maridan, tepatnya di RT 18.
Pihak BPBD dalam upaya memberikan penanggulangan melakukan penambahan material makanan ke posko dapur umum. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan makan warga terdampak yang mengungsi. (hr/myu)
Discussion about this post