KALAMANTHANA, Muara Teweh – Ada situasi yang mengganjal insan pers di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah berkaitan dengan kegiatan debat kandidat kepala daerah yang akan digelar Rabu (9/5/2018) mendatang. Para wartawan yang tergabung dalam PWI, hanya diberi akses lima ID Card peliputan sehingga dilakukan secara bergantian untuk sekitar 28 wartawan.
Terkait hal tersebut, PWI Barut telah menggelar rapat pada Sabtu (5/5) lalu dengan kesimpulan akan menolak undangan KPU Barut, jika akses peliputan debat kandidat dibatasi hanya dengan lima ID Card. Hasil rapat segera disampaikan kepada KPU Barut.
Rupanya komunikasi yang agak tersumbat membuat KPU Barut belum mengetahui hasil rapat PWI sehingga pada Senin (7/5/2018) tetap ditawarkan lima tanda pengenal kepada wartawan yang tergabung dalam PWI. “Kita tolak kalau ada pembatasan seperti itu karena akan menimbulkan friksi di antara sesama wartawan,” tegas salah satu Pemred media on line Sun Rise Sinulingga.
Dalam rapat di KPU Senin pagi, akhirnya disepakati oleh lima komisioner dan panitia pelaksana, setip media akan mendapatkan satu tanda pengenal. Dua tim pasangan calon juga memberikan perhatian khusus terhadap kehadiran media dan meminta KPU tak melakukan pembatasan peliputan. Supaya masalah tidak melebar, KPU dan PWI Barut akan mengadakan pertemuan besok (Selasa) pagi.
Kegiatan debat ini akan dihadiri sekitar 350 undangan di gedung sidang DPRD Barut. Debat terbagi dalam enam segmen dan akan disiarkan langsung oleh sebuah stasiun TV lokal. Bertindak sebagai moderator Brigita Manohara. Selain siaran langsung, warga juga dapat menyaksikan debat di Tiara Batara. (mel)
Discussion about this post