KALAMANTHANA, Palangka Raya – Dokter Spesialis Bedah Onkologi RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, dr Faison menyatakan, dalam setahun di Kalimantan Tengah, dalam setahun, ditemui 50 kasus baru kanker payudara. Tetapi pasien datang sudah stadium 3 dan 4.
“Jika sudah stadium itu, sulit untuk ditangani dan biasanya ditawarkan kemoterapi bukan operasi. Operasi paling baik dilakukan saat masih stadium awal,”kata Faison di Palangka Raya, Senin (4/6).
Tapi sayangnya, ternyata penderita kanker payudara stadium 1 dan 2, seolah tidak mau diobati secara medis, sehingga memilih dengan pengobatan alternatif ataupun tradisional. Satu hal lagi, walaupun jarang ditemui kasus kanker payudara pada pria, tetapi penyakit ini dapat menyerang kaum adam, selama pria memiliki kelenjar payudara.
Pemicu kanker payudara bisa disebabkan karena tidak menyusui, pernah menderita tumur jinak payudara, riwayat keluarga tapi bukan berarti turunan, heriditer (sudah terbukti secara genetik mempunyai kelainan. Biasanya jika ada perubahan DNA, DNA diturunkan. Tapi bukan berarti jika mempunyai kelainan DNA, pasti terkena kanker. Harus ada pemicu lain lagi.
“Kanker belum jelas penyebabnya. Dulu kanker bisa disembuhkan, tetapi saat ini dapat disembuhkan dalam tanda petik. Pasalnya ukuran sembuh kanker jika tidak pernah kambuh. Kita tidak tahu kapan kambuhnya. Kalau dulu tidak pernah kambuh dalam 5 tahun dianggap sembuh. Jadi sekarang kita harus observasi secara ketat dan harus dievaluasi setiap saat,”ujarnya.
Tetapi apabila sel-sel kanker belum menyebar ke darah dan diterapi tambahan dengan sinar, hormonal ataupun kemoterapi, diharapkan tidak terjadi kambuh. Pengobatan kanker yang utama dengan jalan operasi pengangkatan payudara. Jadi, salah kaprah jika ada yang beranggapan kanker payudara tidak boleh dioperasi.
“Ada taiming operasi. Ada stadium yang menentukan apakah operasi ini bisa kita lakukan atau tidak. Makin kecil tumor, justru kesempatan operasi makin besar, karena berhasil diangkat seluruhnya. Supaya tidak kambuh maka kita harus angkat seluruhnya. Jangan sampai beredar di darah, apalagi beredar tempat lain,”imbuhnya.
Dikutip dari penelitian dari Yale School of Medicine mengungkapkan, pasien kanker yang memilih pengobatan alternatif daripada perawatan di rumah sakit memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih tinggi meninggal dalam lima tahun setelah didiagnosis.
Penderita kanker payudara yang mengandalkan pengobatan alternatif dengan menggunakan herbal, homeopati, atau kristal energi untuk mengalahkan penyakitnya, 5,68 kali lebih berisiko mengalami kematian dini. (tva)
Discussion about this post